MENILAI DUA BUKU FIKSI DAN NONFIKSI
A. Menilai kumpulan cerpen
Beberapa judul kumpulan cerpen atau antologi cerpen misalnya,
Robohnya Surau Kami, karya A.A. Navis. Antologi ini terdiri atas sepuluh judul
cerpen yaitu Robohnya Surau Kami, Anak Kebangggaan, Nasihat-Nasihat, Topi Helm,
Datangnya dan Perginya, Pada Pembotakan Terakhir, Angin dari Gunung, Menanti
Kelahiran, Penolong, dan Dari Masa ke Masa. Selain itu kalian juga bisa membaca
kumpulan cerpen yang lain misalnya Jodoh karya A.A Navis, Senyum Karyamin karya
Amat Tohari, Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma karya Idrus,dll. ? Kalian
juga bisa membaca dan mengunduhnya di laman internet.
Link untuk literasi kumpulan cerpen indonesia
https://www.goodreads.com/list/show/39490.Kumpulan_Cerpen_Indonesia_Terbaik
Untuk menilai sebuah kumpulan cerita, terdapat sejumlah
pertanyaan dapat kita jadikan panduan. Untuk itu, jawablah beberapa pertanyaan
berikut!:
a) Apa sajakah tema cerita yang terdapat dalam kumpulan
cerpen tersebut?
b) Apakah tema tersebut benar sebagai kebenaran umum?
c) Peristiwa-peristiwa apa sajakah yang dipilih untuk
melayani tema cerita?
d) Mengapa suatu cerita lebih menonjol daripada cerita yang
lainnya?
e) Bagaimana peristiwa-peristiwa itu mengantarkan perjalanan
hidup tokoh utamanya?
f) Di mana dan kapankah peristiwa-periatiwa tersebut
terjadi?
g) Bagaimana cara pengarang dalam menampilkan
karakter-karakter tokohtokohnya?
h) Dari sudut pandang siapakah cerita-cerita tersebut
diceritakan?
i) Bagaimana cara pengarang menyampaikan amanatnya?
j) Gaya bahasa apakah yang digunakan pengarang dalam
cerita-cerita tersebut?
k) Apakah penggunaan gaya bahasa itu tepat, wajar, dan
hidup?
l) Bagaimana kelebihan dan kelemahan buku kumpulan cerpen
tersebut?
Karya cerpen seperti halnya novel juga mengandung
unsur-unsur intrinsik seperti
-tema,
-latar cerita,
-sudut pandang atau gaya penceritaan,
-tokoh dan penokohan,
-alur cerita,
-amanat atau pesan,
-gaya bahasa,
-nilai-nilai moral,
dan lain-lain.
Selain itu, karya fiksi diciptakan juga dipengaruhi oleh
unsur di luar karya sastra misalnya, zaman atau masa karya itu diciptakan,
pandangan hidup pengarang, dan sebagainya.
B. Unsur-Unsur Menulis ulasan buku
Identitas
Hal pertama atau unsur pertama di dalam resensi buku adalah
identitas, tentunya identitas dari buku yang disusun resensinya. Hal ini
penting karena setiap resensi yang dipublikasikan dijamin akan menampilkan
identitas buku. Tidak hanya berupa judul dan nama penulis namun juga jumlah
halaman dan identitas lain.
Namun, unsur identitas yang umum dicantumkan dan sudah
memenuhi unsur identitas dalam resensi pada dasarnya ada empat poin. Dimulai
dari judul buku, nama pengarang, tahun terbit, dan jumlah halaman. Namun
menambahkan detail informasi lain juga tidak masalah, justru lebih lengkap
lebih baik.
Ikhtisar
Unsur kedua adalah ikhtisar, yakni rangkuman yang
menjelaskan isi buku secara ringkas berdasarkan pada beberapa pokok pembahasan
di dalam buku tersebut. Mengenai ikhtisar, bentuk atau teknik penyusunan
nantinya akan berbeda antara resensi pada buku fiksi dengan buku non fiksi.
Jadi, ikhtisar pada buku fiksi akan didasarkan pada
rangkaian peristiwa penting yang dicantumkan penulis dalam bukunya. Sementara
ikhtisar pada buku non fiksi atau buku ilmiah didasarkan pada intisari-intisari
buku yang diresensi.
Kepengarangan
Unsur berikutnya adalah kepengarangan, artinya di dalam
resensi buku penulis perlu mencantumkan sedikit mengenai penulis buku. Misalnya
siapa nama penulisnya, latar belakang, keahlian yang dimiliki, prestasi yang
pernah ditorehkan dalam dunia menulis, sikap, karya lain, dan lain sebagainya.
Sehingga membaca resensi membantu masyarakat tidak hanya
mengenal suatu karya namun juga mengenal siapa pencipta karya tersebut. Hal ini
menuntut penulis resensi untuk paham buku yang akan diresensi sekaligus paham
siapa yang menulisnya.
Unsur berikutnya tentu saja keunggulan dan kelemahan dari
buku yang diresensi, namun tidak ditulis secara asal. Maksudnya adalah tidak
serta merta menyebutkan kekurangannya ini dan itu. Melainkan penentuan
keunggulan dan kelemahan didasarkan pada aspek tertentu dalam dunia penulisan.
Yakni didasarkan pada aspek tema, penokohan atau pembangunan
karakter oleh penulis, gaya bahasa yang digunakan penulis, alur ceritanya
seperti apa, dan lain sebagainya. Sehingga tidak langsung menulis kelemahan
buku hanya karena ending buku tersebut membuat sedih atau menggantung. Tetap
ada pakem atau dasarnya.
C. Contoh ulasan buku fiksi dan non fiksi
https://ajidwipratikno.blogspot.com/2021/10/contoh-laporan-membaca-buku-fiksi-daun.html
https://ajidwipratikno.blogspot.com/2021/10/contoh-laporan-membaca-buku-pengayaan.html
Rangkuman
1. Antologi atau kumpulan karya dapat berupa kumpulan cerpen
maupun kumpulan puisi. Keduanya tergolong karya atau buku fiksi.
2. Buku antologi cerpen misalnya, Robohnya Surau Kami karya
A.A. Navis, Jodoh karya A.A. Navis, Senyum Karyamin karya Amat Tohari, Dari Ave
Maria Ke Jalan Lain ke Roma karya Idrus, Cerita dari Blora karya Pramodya
Ananta Toer, Perempuan di Titik Nol, karya Nawal El Saadawi, dan lain lain.
3. Untuk menilai kumpulan cerpen dapat diawali dengan
menganalisis tema setiap cerita, tema yang paling menonjol, tokoh –tokoh yang
ditampilkan dalam setiap cerita, latar yang dominan, pesan dari setiap cerita,
sudut pandang, gaya bahasa, serta keunggulan dan kelemahan dari setiap cerita.
Komentar
Posting Komentar