MENILAI DUA BUKU FIKSI DAN NONFIKSI BESERTA CONTOH #BAHASAINDONESIA #FIKSI #NONFIKSI #LITERASI

 

MENILAI DUA BUKU FIKSI DAN NONFIKSI

 video : https://youtu.be/Ujono0OUIFo

A. Menilai kumpulan cerpen

Beberapa judul kumpulan cerpen atau antologi cerpen misalnya, Robohnya Surau Kami, karya A.A. Navis. Antologi ini terdiri atas sepuluh judul cerpen yaitu Robohnya Surau Kami, Anak Kebangggaan, Nasihat-Nasihat, Topi Helm, Datangnya dan Perginya, Pada Pembotakan Terakhir, Angin dari Gunung, Menanti Kelahiran, Penolong, dan Dari Masa ke Masa. Selain itu kalian juga bisa membaca kumpulan cerpen yang lain misalnya Jodoh karya A.A Navis, Senyum Karyamin karya Amat Tohari, Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma karya Idrus,dll. ? Kalian juga bisa membaca dan mengunduhnya di laman internet.

 

Link untuk literasi kumpulan cerpen indonesia

https://www.goodreads.com/list/show/39490.Kumpulan_Cerpen_Indonesia_Terbaik

 

Untuk menilai sebuah kumpulan cerita, terdapat sejumlah pertanyaan dapat kita jadikan panduan. Untuk itu, jawablah beberapa pertanyaan berikut!:

 

a) Apa sajakah tema cerita yang terdapat dalam kumpulan cerpen tersebut?

b) Apakah tema tersebut benar sebagai kebenaran umum?

c) Peristiwa-peristiwa apa sajakah yang dipilih untuk melayani tema cerita?

d) Mengapa suatu cerita lebih menonjol daripada cerita yang lainnya?

e) Bagaimana peristiwa-peristiwa itu mengantarkan perjalanan hidup tokoh utamanya?

f) Di mana dan kapankah peristiwa-periatiwa tersebut terjadi?

g) Bagaimana cara pengarang dalam menampilkan karakter-karakter tokohtokohnya?

h) Dari sudut pandang siapakah cerita-cerita tersebut diceritakan?

i) Bagaimana cara pengarang menyampaikan amanatnya?

j) Gaya bahasa apakah yang digunakan pengarang dalam cerita-cerita tersebut?

k) Apakah penggunaan gaya bahasa itu tepat, wajar, dan hidup?

l) Bagaimana kelebihan dan kelemahan buku kumpulan cerpen tersebut?

 

Karya cerpen seperti halnya novel juga mengandung unsur-unsur intrinsik seperti

-tema,

-latar cerita,

-sudut pandang atau gaya penceritaan,

-tokoh dan penokohan,

-alur cerita,

-amanat atau pesan,

-gaya bahasa,

-nilai-nilai moral,

dan lain-lain.

 

Selain itu, karya fiksi diciptakan juga dipengaruhi oleh unsur di luar karya sastra misalnya, zaman atau masa karya itu diciptakan, pandangan hidup pengarang, dan sebagainya.

 

B. Unsur-Unsur Menulis ulasan buku 

Identitas

Hal pertama atau unsur pertama di dalam resensi buku adalah identitas, tentunya identitas dari buku yang disusun resensinya. Hal ini penting karena setiap resensi yang dipublikasikan dijamin akan menampilkan identitas buku. Tidak hanya berupa judul dan nama penulis namun juga jumlah halaman dan identitas lain.

Namun, unsur identitas yang umum dicantumkan dan sudah memenuhi unsur identitas dalam resensi pada dasarnya ada empat poin. Dimulai dari judul buku, nama pengarang, tahun terbit, dan jumlah halaman. Namun menambahkan detail informasi lain juga tidak masalah, justru lebih lengkap lebih baik.

Ikhtisar

Unsur kedua adalah ikhtisar, yakni rangkuman yang menjelaskan isi buku secara ringkas berdasarkan pada beberapa pokok pembahasan di dalam buku tersebut. Mengenai ikhtisar, bentuk atau teknik penyusunan nantinya akan berbeda antara resensi pada buku fiksi dengan buku non fiksi.

Jadi, ikhtisar pada buku fiksi akan didasarkan pada rangkaian peristiwa penting yang dicantumkan penulis dalam bukunya. Sementara ikhtisar pada buku non fiksi atau buku ilmiah didasarkan pada intisari-intisari buku yang diresensi.

Kepengarangan

Unsur berikutnya adalah kepengarangan, artinya di dalam resensi buku penulis perlu mencantumkan sedikit mengenai penulis buku. Misalnya siapa nama penulisnya, latar belakang, keahlian yang dimiliki, prestasi yang pernah ditorehkan dalam dunia menulis, sikap, karya lain, dan lain sebagainya.

Sehingga membaca resensi membantu masyarakat tidak hanya mengenal suatu karya namun juga mengenal siapa pencipta karya tersebut. Hal ini menuntut penulis resensi untuk paham buku yang akan diresensi sekaligus paham siapa yang menulisnya.

Unsur berikutnya tentu saja keunggulan dan kelemahan dari buku yang diresensi, namun tidak ditulis secara asal. Maksudnya adalah tidak serta merta menyebutkan kekurangannya ini dan itu. Melainkan penentuan keunggulan dan kelemahan didasarkan pada aspek tertentu dalam dunia penulisan.

Yakni didasarkan pada aspek tema, penokohan atau pembangunan karakter oleh penulis, gaya bahasa yang digunakan penulis, alur ceritanya seperti apa, dan lain sebagainya. Sehingga tidak langsung menulis kelemahan buku hanya karena ending buku tersebut membuat sedih atau menggantung. Tetap ada pakem atau dasarnya.

 

C. Contoh ulasan buku fiksi dan non fiksi

https://ajidwipratikno.blogspot.com/2021/10/contoh-laporan-membaca-buku-fiksi-daun.html

https://ajidwipratikno.blogspot.com/2021/10/contoh-laporan-membaca-buku-pengayaan.html

 

Rangkuman

1. Antologi atau kumpulan karya dapat berupa kumpulan cerpen maupun kumpulan puisi. Keduanya tergolong karya atau buku fiksi.

2. Buku antologi cerpen misalnya, Robohnya Surau Kami karya A.A. Navis, Jodoh karya A.A. Navis, Senyum Karyamin karya Amat Tohari, Dari Ave Maria Ke Jalan Lain ke Roma karya Idrus, Cerita dari Blora karya Pramodya Ananta Toer, Perempuan di Titik Nol, karya Nawal El Saadawi, dan lain lain.

3. Untuk menilai kumpulan cerpen dapat diawali dengan menganalisis tema setiap cerita, tema yang paling menonjol, tokoh –tokoh yang ditampilkan dalam setiap cerita, latar yang dominan, pesan dari setiap cerita, sudut pandang, gaya bahasa, serta keunggulan dan kelemahan dari setiap cerita.


Komentar