Contoh laporan membaca buku fiksi Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

 


Judul buku : Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

Penulis :Tere Liye

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun :2013

 

Tania seorang gadis kecil yang harus merasakan getirnya hidup. Ia bersama ibunya dan adiknya, Dede harus bekerja keras demi kehidupan mereka. Hingga ia dan adiknya bertemu dengan seorang yang menjajikan sebuah masa depan yang bahkan ia tak pernah membayangkannya. Seseorang itu memberikan secercah harapan baginya dan keluarganya, secercah cahaya yang menelusup ke dalam rumah kardus tempatnya tinggal. Seseorang yang bernama Danar yang bahkan Tania pun tak mampu untuk menuliskan namanya. Bertahun-tahun berlalu cerita sedih dan bahagia menyinggahi kehidupan Tania. Hingga ia sadar bahwa perasaan kagum dan sayangnya pada Danar bukanlah perasaan biasa yang diberikan adik untuk kakaknya. Salahkah perasaannya itu? Salahkah apabila ia mencintai malaikat keluarganya?

“Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan”

Tere Liye selalu menyuguhkan berbagai cerita yang sangat menarik dan inspiratif. Pemilihan kata yang sesuai membuat pembaca terbuai dan mudah memahaminya. Latar yang dituliskan sangat jelas sehingga pembaca merasa bahwa ia benar-benar berada di tempat tersebut. Alurnya yang maju mudur tidak menimbulkan kerancuan pada saat membaca. Tere Liye berhasil mengajak pembaca untuk memiliki logika berpikir yang lebih rasional dan berbeda. Mengambil kesimpulan tidak hanya dari satu sudut pandang, tapi melalui sudut pandang lainnya. Dengan demikian, segalanya akan terasa adil dan masuk akal. Menerima segala sesuatunya dengan lapang tanpa membantah, seperti daun yang tidak pernah membenci angin yang menerbangkannya ke sana kemari. Menerima takdir dan garis kehidupan yang ditentukan Tuhan. Karena apapun yang terjadi, hidup harus terus berjalan.

Terjadi beberapa kesalahan penulisan. Selain itu, perbedaan umur antara Tania dan Danar kurang sesuai menurut saya karena terpaut cukup jauh yaitu 14 tahun. Sehingga pada novel ini terkesan kurang logis. Namun, kekurangan tersebut tertutupi oleh banyaknya kelebihan dari novel ini. Bagi para penggemar novel romansa yang penuh dengan lika-liku keidupan novel ini sangat cocok dan sangat sayang apabila tidak dibaca.


Komentar