“Bercerita tentang apakah drama ‘Panembahan Reso’ di atas?
Jawaban atas pertanyaan tersebut mengarah pada isi atau tema drama tersebut.
Adapun yang dimaksud dengan tema adalah gagasan umum dalam suatu drama yang
disampaikan oleh pengarang kepada pembaca atau penonton. Tema juga dapat
diartikan sebagai inti atau ide dasar sebuah drama. Dari ide dasar itulah
kemudian drama itu terbangun. Tema merupakan pangkal tolak pengarang atau
sutradara dalam merangkai cerita yang diciptakannya.
Tema drama merujuk pada sesuatu yang menjadi pokok persoalan
yang ingin diungkapkan oleh penulis naskah. Berdasarkan keluasan tema itu dapat
dikelompokkan ke dalam dua jenis, yakni tema utama dan tema tambahan.
Tema utama adalah tema secara keseluruhan yang menjadi
landasan dari lakon drama.
Tema tambahan merupakan tema-tema lain yang terdapat dalam
drama yang mendukung tema utama.
Tema-tema itu biasanya tidak disampaikan secara eksplisit.
Setelah menyaksikan seluruh adegan dan dialog antarpelaku dalam pementasan
drama, kita akan dapat menemukan tema drama itu. Kita harus menyimpulkannya
dari keseluruhan adegan dan dialog yang ditampilkan.
Walaupun tema dalam drama itu cenderung “abstrak”, kita
dapat menunjukkan tema dengan menunjukkan bukti atau alasan yang terdapat dalam
cerita. Bukti-bukti itu dapat ditemukan dalam narasi pengarang, dialog
antarpelaku, atau adegan atau rangkaian adegan yang saling terkait.
B. KEBAHASAAN DALAM DRAMA
Drama merupakan karya fiksi yang dinyatakan dalam bentuk
dialog. Kalimat-kalimat yang tersaji di dalamnya hampir semuanya berupa dialog
atau tuturan langsung para tokohnya. Ada kalimat-kalimat tidak langsung, ada
pula pada bagian prolog dan epilognya. Fitur-fitur kebahasaan pada drama memang
memiliki banyak kesamaan dengan drama. Drama pun menggunakan kata ganti orang
ketiga pada bagian prolog atau epilognya. Karena melibatkan banyak pelaku
(tokoh), kata ganti yang lazim digunakan adalah mereka.
Ciri-ciri kebahasaan pada Teks Drama sebagai berikut :
1. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu
(konjungsi kronologis).
Contoh: sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian.
2.Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu
peristiwa yang terjadi,
Seperti: menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap,
beristirahat 3.Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang
dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh.
Contoh: merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan,
mengalami.
4.Menggunakan kata-kata
sifat (descriptive language) untuk meng-gambarkan tokoh, tempat, atau suasana.
Kata-kata yang dimaksud
misalnya: rapi,
bersih, baik, gagah, kuat.
(Sumber buku paket)
Komentar
Posting Komentar