Unsur Pembentuk Puisi
Pada umumnya unsur-unsur puisi dapat dibagi berdasarkan strukturnya menjadi dua jenis yakni struktur fisik dan struktur batin.
a. Struktur Fisik Puisi
Tipografi:
Tipografi merupakan bentuk puisi yang dipenuhi dengan kata, tepi kiri kanan,
dan tidak memiliki pengaturan baris hingga pada baris puisi yang tidak selalu
diawali huruf besar (kapital) dan diakhiri dengan tanda titik. Namun hal semacam
ini dapat menentukan pemaknaan dari suatu puisi.
Diksi:
Diksi adalah pemilihan kata yang digunakan oleh sang penyair dalam puisinya.
Karena puisi bersifat memiliki bahasa yang padat maka pemilihan kata yang
sesuai dan mengandung makna harus dilakukan. Pemilihan kata dilakukan dengan
mempertimbangkan irama, nada, dan estetika (keindahan bahasa).
Imaji:
Imaji atau yang lebih kerap disebut dengan imajinasi merupakan unsur yang
melibatkan penggunaan indra manusia, seperti imaji penglihatan, imaji suara dan
lain sebagainya. Penggunaan imaji bertujuan agar pembaca maupun pendengar dapat
berimajinasi atau merasakan apa yang dirasakan oleh penyair.
Kata
Konkret: kata konkret adalah kata yang memungkinkan terjadinya imaji, Kata
konkret seperti permata senja dapat berarti pantai atau tempat yang sesuai
untuk melihat datangnya senja.
Gaya
Bahasa: Gaya bahasa merupakan penggunaan bahasa yang bersifat seolah olah
menghidupkan dan menimbulkan makna konotasi dengan menggunakan bahasa
figuratif. Umumnya gaya bahasa yang digunakan pada puisi berbentuk majas
seperti majas metafora, simile, anafora, paradoks dan lain sebagainya.
Rima
atau irama merupakan persamaan bunyi yang digunakan oleh penyair dalam
puisinya dari awal hingga akhir puisi. Rima atau irama terdiri dari:
Pengulangan kata. Atau ungkapan yang menentukan tinggi dan rendah, panjang dan
pendek, keras dan lemahnya bunyi yang sangat berpengaruh dan menonjol dalam
pembacaan puisi.
b.
Struktur
Batin Puisi
Tema:
Tema merupakan unsur utama pada puisi karena tema berkaitan erat dengan makna
yang dihasilkan dari suatu puisi. Tanpa tema yang jelas tentunya akan menghasilkan
puisi yang tidak jelas maknanya.
Nada:
Nada berkaitan dengan sikap penyair terhadap pembacanya. Umumnya nada yang
digunakan akan bervariasi seperti nada sombong, nada tinggi, nada rendah dan
lain sebagainya.
Amanat:
Amanat merupakan pesan yang terkandung didalam sebuah puisi. Amanat dapat
ditemukan dengan memaknai puisi tersebut secara langsung.
Contoh membelajarkan cara telaah
struktur retorik teks puisi
DO'A
Karya:
Chairil Anwar
kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
13 November 1943
1.
Analisis
Unsur Fisik
Tipografi
Bentuk wajah yang ditampilkan pada
puisi tersebut cukup menarik. Penulisannya rata kiri. Bagian kanan tulisan
terlihat tidak teratur. Terkesan singkat dan indah karena tiap baris puisi
hanya disusun oleh beberapa kata saja. Bahkan ada yang satu baris hanya terdiri
satu kata. Jadi, baris-baris dalam puisi itu tidak panjang-panjang, melainkan
pendek. Selain itu, setiap baris tidak diawali dengan huruf kapital. Beberapa
baris diawali huruf kapital dan lainnya diawwali huruf kecil.
Diksi
Diksi yang digunakan penyair adalah
kata-kata yang bernada ragu, lemah, bimbang, dan rapuh. Sebagai contoh
pengarang menggunakan kata-kata “Dalam termenung”, “Biar susah sungguh”, “Aku
hilang bentuk”, “Remuk”.
Imaji
Imaji yang muncul dalam puisi tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut. Imaji penglihatan terdapat pada kata-kata
“tinggal kerdip lilin di kelam sunyi”. Penyair mengajak pembaca melihat
seberkas cahaya kecil walau hanya sebuah perumpamaan.
Imaji pendengaran terdapat pada “aku
masih menyebut namaMu”. Pembaca diajak seolahplah mendengar ucapan tokoh aku
dalam menyebut nama Tuhan.
Kata
Konkrit
Kata-kata konkrit yang dipakai
pengarang diantaranya sebagai berikut. Kata “termangu”, untuk mengkonkritkan
bahwa penyair mengalami krisis iman yang membuanya sering ragu terhadap Tuhan.
Kata-kata “tinggal kerdip lilin
dikelam sunyi”, untuk mengkonkritkan bahwa penyair mengalami krisis iman.
Kata-kata “aku hilang bentuk/remuk”,
untuk mengkonkritkan gambaran bahwa penyair telah dilumuri dosa-dosa
Kata-kata “dipintumu aku mengetuk,
aku tidak bisa berpaling” , untuk mengkonkritkan bahwa tekad penyair yang bulat
untuk kembali ke jalan Tuhan”
Gaya
Bahasa
Gaya bahasa yang muncul didominasi
oleh majas hiperbola, yaitu melebih-lebihkan. Sebagai contoh kata-kata “Biar
susah sungguh / mengingat kau penuh seluruh” atau katakata “Tuhanku / aku hlang
bentuk / remuk
Verifikasi
Untuk rima akhirnya mempunyai pola
yang tidak beraturan. Sebagai contoh, bait ke-1 hanya terdiri satu baris yang
berarti mempunyai rima akhir a. untuk bait ke-2 terdiri dari tiga baris dengan
rima akhir a-a-a. Begitu pula untuk bait ke-3 dan ke-4 mempunyai rima akhir
a-a, a-a. Untuk bait-bait salanjutnya tidak menentu rima akhirnya.
2.
Analisis
Struktur Batin
(2) Analisis Struktur Batin
Tema
Tema puisi tersebut adalah
ketuhanan. Hal itu karena diksi yang digunakan sangat kental dengan kata-kata
yang bermakna ketuhanan.
Perasaan
Perasaan dalam puisi tersebut adalah
perasaan terharu dan rindu. Perasaan tersebut tergambar dari diksi yang
digunakan antara lain: termenung, menyebut nama-Mu, aku hilang bentuk, remuk,
aku tak bisa berpaling.
Nada
Nada dalam puisi tersebut adalah
mengajak (ajakan) agar pembaca menyadari bahwa hidup ini tidak bisa berpaling
dari ketentuan Tuhan. Karena itu, dekatkanlah diri kita dengan Tuhan.
Amanat
Amanat yang dapat kita ambil dari
puisi tersebut diantaranya adalah agar kita (pembaca) bisa menghayati hidup dan
selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar kita bisa merenung (termenung) seperti
yang dicontohkan penyair
Komentar
Posting Komentar