CONTOH ANALISIS UNSUR FISIK PUISI DAN STRUKTUR BATIN PUISI

 





CONTOH ANALISIS UNSUR FISIK PUISI DAN STRUKTUR BATIN PUISI DOA KARYA  CCHAIRIL  ANWAR

DO'A

 Karya: Chairil Anwar


kepada pemeluk teguh

Tuhanku

 Dalam termangu

Aku masih menyebut namamu

 

 Biar susah sungguh

mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci

tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

 


Tuhanku 

aku hilang bentuk 

remuk

 

Tuhanku

 ku mengembara di negeri asing

 


Tuhanku

di pintuMu aku mengetuk

aku tidak bisa berpaling


13 November 1943

 

 

 

 

 

1. Analisis Unsur Fisik

 

Tipografi

 Bentuk wajah yang ditampilkan pada puisi tersebut cukup menarik. Penulisannya rata kiri. Bagian kanan tulisan terlihat tidak teratur. Terkesan singkat dan indah karena tiap baris puisi hanya disusun oleh beberapa kata saja. Bahkan ada yang satu baris hanya terdiri satu kata. Jadi, baris-baris dalam puisi itu tidak panjang-panjang, melainkan pendek. Selain itu, setiap baris tidak diawali dengan huruf kapital. Beberapa baris diawali huruf kapital dan lainnya diawwali huruf kecil.


Diksi

Diksi yang digunakan penyair adalah kata-kata yang bernada ragu, lemah, bimbang, dan rapuh. Sebagai contoh pengarang menggunakan kata-kata “Dalam termenung”, “Biar susah sungguh”, “Aku hilang bentuk”, “Remuk”.


Imaji

Imaji yang muncul dalam puisi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut. Imaji penglihatan terdapat pada kata-kata “tinggal kerdip lilin di kelam sunyi”. Penyair mengajak pembaca melihat seberkas cahaya kecil walau hanya sebuah perumpamaan.


Imaji pendengaran terdapat pada “aku masih menyebut namaMu”. Pembaca diajak seolahplah mendengar ucapan tokoh aku dalam menyebut nama Tuhan.

 

Kata Konkrit

Kata-kata konkrit yang dipakai pengarang diantaranya sebagai berikut. Kata “termangu”, untuk mengkonkritkan bahwa penyair mengalami krisis iman yang membuanya sering ragu terhadap Tuhan.

Kata-kata “tinggal kerdip lilin dikelam sunyi”, untuk mengkonkritkan bahwa penyair mengalami krisis iman.

Kata-kata “aku hilang bentuk/remuk”, untuk mengkonkritkan gambaran bahwa penyair telah dilumuri dosa-dosa

Kata-kata “dipintumu aku mengetuk, aku tidak bisa berpaling” , untuk mengkonkritkan bahwa tekad penyair yang bulat untuk kembali ke jalan Tuhan”

 

 

 

Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang muncul didominasi oleh majas hiperbola, yaitu melebih-lebihkan. Sebagai contoh kata-kata “Biar susah sungguh / mengingat kau penuh seluruh” atau katakata “Tuhanku / aku hlang bentuk / remuk


Verifikasi

 Untuk rima akhirnya mempunyai pola yang tidak beraturan. Sebagai contoh, bait ke-1 hanya terdiri satu baris yang berarti mempunyai rima akhir a. untuk bait ke-2 terdiri dari tiga baris dengan rima akhir a-a-a. Begitu pula untuk bait ke-3 dan ke-4 mempunyai rima akhir a-a, a-a. Untuk bait-bait salanjutnya tidak menentu rima akhirnya.

 

 

 

 

 

2.    Analisis Struktur Batin


Tema

Tema puisi tersebut adalah ketuhanan. Hal itu karena diksi yang digunakan sangat kental dengan kata-kata yang bermakna ketuhanan.


Perasaan

Perasaan dalam puisi tersebut adalah perasaan terharu dan rindu. Perasaan tersebut tergambar dari diksi yang digunakan antara lain: termenung, menyebut nama-Mu, aku hilang bentuk, remuk, aku tak bisa berpaling.


Nada

 

Nada dalam puisi tersebut adalah mengajak (ajakan) agar pembaca menyadari bahwa hidup ini tidak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan. Karena itu, dekatkanlah diri kita dengan Tuhan.

 

Amanat

 

Amanat yang dapat kita ambil dari puisi tersebut diantaranya adalah agar kita (pembaca) bisa menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar kita bisa merenung (termenung) seperti yang dicontohkan penyair

Komentar