PUISI : IA


Ia 

Ia sepi 
Ia dalam sepi sedetik ini ia mengerti
Ia memahami cinta dan asmara
Ia serahkan kepada usia. 
Ia ingin tegar bertahan pada memori melankoli dengan hati.

Ia perindu berat
Namun, hujan terus berbuat
Ia itu sayup pada gerimis itu lembut. 
memandang dan dipandang hangat

Ia antara wajah dan kaca.
Ia tertangkap untukku kesana. 
Matanya aku tawan saat jalan menjelma realita.

7 Januari 2024



Komentar