Tahapan implementasi Kurikulum Merdeka
Kemendikbudristek membuat
Kurikulum Merdeka dengan tujuan adanya pembelajaran yang sesuai dengan
kapasitas peserta didik, pendidik, dan satuan pendidikan. Implementasi
Kurikulum Merdeka disarankan dilakukan secara bertahap menyesuaikan dengan
kondisi masing-masing sekolah. Ada beberapa tahapan yang dirumuskan oleh
Kemendikbudristek agar satuan pendidikan dapat menentukan target capaian dari
implementasi Kurikulum Merdeka di sekolahnya masing-masing, namun tahapan ini
bukan suatu peraturan yang wajib diikuti oleh satuan pendidikan. Terdapat 4
tahap implementasi kurikulum yang dilihat dari 10 aspek.[10]
Tahap awal
Berikut ciri satuan pendidikan
yang berada pada tahap awal:[10]
- Perancangan kurikulum operasional satuan pendidikan
     (KOSP): menggunakan dan menyesuaikan sedikit dokumen KOSP yang dibuat oleh
     Kemendikbudristek sebagai contoh;
- Perancangan alur tujuan pembelajaran:
     menerapkan alur tujuan pembelajaran yang dibuat oleh Kemendikbudristek
     sebagai contoh;
- Perencanaan pembelajaran dan asesmen: menerapkan
     perencanaan pembelajaran dan asesmen yang dibuat oleh Kemendikbudristek
     sebagai contoh;
- Penggunaan dan pengembangan perangkat ajar: buku
     teks dan modul ajar yang digunakan sebagai sumber utama dalam melakukan
     pengajaran;
- Perencanaan projek penguatan profil pelajar
     Pancasila: menerapkan modul projek yang dibuat oleh Kemendikbudristek.
     Dianjurkan tidak melakukan penyesuaian pada modul projek atau dapat
     dilakukan hanya sedikit saja;
- Implementasi projek penguatan profil pelajar
     Pancasila: mempraktikkan lebih sedikit atau lebih banyak projek penguatan
     profil pelajar Pancasila dari yang disarankan Kemendikbudristek. Orientasi
     projek ini ada pada menciptakan suatu produk seperti minuman dan makanan
     (artifak), sehingga belum menitikberatkan pada penafsiran penyelesaian
     masalah;
- Penerapan pembelajaran yang berpusat pada peserta
     didik: guru menerapkan teknik pengajaran yang beragam tetapi tetap
     memerankan instruktur dalam pengarahan aktivitas peserta didik selama
     proses pembelajaran;
- Keterpaduan penilaian dalam pembelajaran: asesmen
     awal dilakukan bukan untuk merumuskan pembelajaran, tetapi digunakan untuk
     melakukan penilaian peserta didik. Asesmen ini dilakukan beberapa kali
     menggunakan asesmen yang tersedia pada modul ajar/buku teks.
- Pembelajaran sesuai tahap belajar peserta didik
     (pendidikan dasar dan menengah): guru melakukan pengajaran kepada semua
     peserta didik di kelasnya sesuai dengan fase capaian pembelajaran
     mayoritas siswa di kelasnya didasarkan pada asesmen awal.
- Kolaborasi antar guru untuk keperluan kurikulum dan
     pembelajaran: guru hanya berkolaborasi pada projek penguatan profil
     pelajar Pancasila, bukan pada askep pembelajaran instrakulikuler.
Tahap berkembang
Berikut ciri satuan pendidikan
yang berada pada tahap berkembang:[10]
- Perancangan kurikulum operasional satuan pendidikan
     (KOSP): KOSP dikembangkan dan dimodifikasi dengan tetap mencontoh dokumen
     KOSP yang tersedia terutama pada aspek perencanaan dan pengorganisasian
     pembelajaran. Pengembangan disesuaikan dengan kondisi sekolah tanpa
     melihat hasil analisis karakteristik sekolah;
- Perancangan alur tujuan pembelajaran: menyesuaikan
     alur tujuan pembelajaran yang tersedia sesuai dengan kebutuhan peserta
     didik;
- Perencanaan pembelajaran dan asesmen: menyesuaikan
     perencanaan pembelajaran dan asesmen yang tersedia sesuai dengan kebutuhan
     peserta didik;
- Penggunaan dan pengembangan perangkat ajar: bahan
     ajar seperti modul ajar dan buku teks dapat dipilih oleh pendidik agar
     dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan konteks lokal;
- Perencanaan projek penguatan profil pelajar
     Pancasila: menyesuaikan modul projek yang tersedia disesuaikan dengan
     kebutuhan peserta didik dan konteks lokal;
- Implementasi projek penguatan profil pelajar
     Pancasila: Mempraktikkan projek penguatan profil pelajar Pancasila
     sebanyak yang disarankan oleh Kemendikbudristek. Orientasi aktivitas
     projek ada pada pemahaman mengenai penyelesaian masalah pada tema yang
     diangkat setelah diawali dengan mengidentifikasi masalah. Praktik projek
     banyak diarahkan oleh pendidik;
- Penerapan pembelajaran yang berpusat pada peserta
     didik: metode pembelajaran yang digunakan oleh guru beragam dan berpusat
     pada peserta didik, serta sesuai dengan tujuan pembelajaran;
- Keterpaduan penilaian dalam pembelajaran: Asesmen
     awal dilakukan untuk melihat peserta didik yang membutuhkan perhatian
     khusus. Perancangan asesmen mulai diperhatikan kesesuaiannya dengan tujuan
     pembelajaran.
- Pembelajaran sesuai tahap belajar peserta didik
     (pendidikan dasar dan menengah): Pengajaran dilakukan kepada semua peserta
     didik sesuai dengan fase capaian belajar kebanyakan siswa di kelasnya.
     Melakukan metode dan materi pengajaran yang berbeda pada peserta didik
     yang membutuhkan perhatian khusus.
- Kolaborasi antar guru untuk keperluan kurikulum dan
     pembelajaran: kolaborasi dilakukan pada saat melakukan perencanaan
     pembelajaran baik di awal semester maupun di akhir semester. Guru bertukar
     informasi mengenai progress belajar, praktik baik, perangkat ajar, projek
     penguatan profil Pancasila, dan sebagainya.
Tahap siap
Berikut ciri satuan pendidikan
yang berada pada tahap siap:[10]
- Perancangan kurikulum operasional satuan pendidikan
     (KOSP): pengembangan dan mofidikasi KOSP dilakukan dengan melibatkan
     siswa, orangtua, dan masyarakat sebagai perwakilan berdasarkan analisis
     kondisi tenaga pendidik, sarana prasarana, dan kependidikan di satuan
     pendidikan;
- Perancangan alur tujuan pembelajaran: merombak
     tujuan pembelajaran yang tersedia sesuai dengan kebutuhan peserta didik;
- Perencanaan pembelajaran dan asesmen: merombak
     perencanaan pembelajaran dan asesmen yang tersedia sesuai dengan kebutuhan
     peserta didik;
- Penggunaan dan pengembangan perangkat ajar:
     perangkat ajar yang tersedia dapat dikombinasikan dan disesuaikan dengan
     kebutuhan peserta didik dan konteks lokal. Modul ajar juga dapat
     dimodifikasi beberapa bagiannya untuk digunakan sebagai materi.
- Perencanaan projek penguatan profil pelajar
     Pancasila: menyesuaikan modul proyek yang tersedia sesuai dengan
     kebutuhan, minat, dan bakat peserta didik serta konteks lokal dengan
     melibatkan pendapat dan ide-ide peserta didik;
- Implementasi projek penguatan profil pelajar
     Pancasila: mempraktikkan projek penguatan profil pelajar Pancasila
     sebanyak yang disarankan Kemendikbudristek. Guru memfasilitasi
     identifikasi masalah sehingga orientasi proyek dimulai dengan identifikasi
     masalah yang difasilitasi oleh guru sehingga aktivitas projek ada pada
     pemahaman mengenai penyelesaian masalah pada tema yang diangkat;
- Penerapan pembelajaran yang berpusat pada peserta
     didik: metode pembelajaran yang digunakan oleh guru beragam dan berpusat
     pada peserta didik, serta sesuai dengan tujuan pembelajaran. Siswa
     diberikan kesempatan untuk menjadi mandiri dan bertanggung jawab terhadap
     proses belajar masing-masing, dalam hal ini guru berperan sebagai
     fasilitator;
- Keterpaduan penilaian dalam pembelajaran: asesmen
     awal dilakukan untuk merancang pembelajaran berikutnya yang sesuai dengan
     capaian mayoritas peserta didik di kelasnya (belum merupakan rencana
     pembelajaran terdiferensiasi). Asesmen juga digunakan untuk memperoleh
     umpan balik mengenai kebutuhan belajar peserta didik, sehingga guru dapat
     menetapkan tindak lanjutnya.
- Pembelajaran sesuai tahap belajar peserta didik
     (pendidikan dasar dan menengah): Peserta didik dibagi menjadi dua kelompok
     berdasarkan capaian belajar mereka pada asesmen awal atau asesmen
     formatif. Satuan pendidikan juga dapat menyelenggarakan program yang
     mendukung peserta didik yang belum siap untuk belajar di kelas yang
     seharusnya;
- Kolaborasi antar guru untuk keperluan kurikulum dan
     pembelajaran: kolaborasi dilakukan pada saat melakukan perencanaan
     pembelajaran baik di awal semester maupun di akhir semester. Guru bertukar
     informasi mengenai progress belajar, praktik baik, perangkat ajar, projek
     penguatan profil Pancasila, dan sebagainya, serta terlibat dalam evaluasi
     kurikulum di satuan pendidikan.
Tahap mahir
Berikut ciri
satuan pendidikan yang berada pada tahap mahir:[10]
- Perancangan kurikulum operasional satuan pendidikan
     (KOSP): Menyusun KOSP sesuai dengan konteks dan keinginan masyarakat
     satuan pendidikan, serta hasil analisis kondisi satuan pendidikan. Siswa,
     orangtua, dan masyarakat dilibatkan dalam membuat struktur pembelajaran
     yang juga disesuaikan dengan visi-misi dan konteks sekolah;
- Perancangan alur tujuan pembelajaran: alur tujuan
     pembelajaran dikembangkan secara mandiri berdasarkan Capaian Pembelajaran.
     Koordinator kurikulum satuan pendidikan mengarahkan proses perencanaan,
     mengawasi pelaksanaan dan mengarahkan pengembangan dan evaluasi tujuan
     pembelajaran sedemikian rupa sehingga pengembangan ini menjadi bagian dari
     sistem perencanaan dan evaluasi dari kurikulum satuan pendidikan;
- Perencanaan pembelajaran dan asesmen: mengembangkan
     perencanaan pembelajaran dan asesmen didasarkan pada kebutuhan peserta
     didik;
- Penggunaan dan pengembangan perangkat ajar:
     perangkat ajar yang tersedia dapat dikombinasikan dan disesuaikan dengan
     kebutuhan peserta didik dan konteks lokal. Modul ajar juga dapat
     dimodifikasi beberapa bagiannya untuk digunakan sebagai materi oleh guru
     dan dapat dibagikan kepada pendidik lainnya. Satuan pendidikan secara
     kkolaboratif mengadakan sesi pengembangan modul ajar;
- Perencanaan proyek penguatan profil pelajar
     Pancasila: modul proyek dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, minat, dan
     bakat peserta didik serta konteks lokal dengan melibatkan pendapat dan
     ide-ide peserta didik;
- Implementasi proyek penguatan profil pelajar
     Pancasila: mempraktikkan proyek penguatan profil pelajar Pancasila
     sebanyak yang disarankan Kemendikbudristek. Identifikasi masalah dilakukan
     lebih banyak oleh inisiatif peserta didik dengan guru dan/atau mitra
     komunitas sebagai narasumber atau fasilitator aktivitas proyek sehingga
     orientasi proyek dimulai dengan identifikasi masalah yang difasilitasi
     oleh guru sehingga aktivitas proyek ada pada pemahaman mengenai
     penyelesaian masalah pada tema yang diangkat;
- Penerapan pembelajaran yang berpusat pada peserta
     didik: metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sesuai dengan capaian,
     minat, dan kebutuhan siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk menjadi
     mandiri dan bertanggung jawab terhadap proses belajar masing-masing, dalam
     hal ini guru berperan sebagai fasilitator;
- Keterpaduan penilaian dalam pembelajaran: asesmen
     awal dilakukan untuk merancang pembelajaran terdiferensiasi sesuai dengan
     capaian peserta didik, hal ini disebut juga sebagai teaching at
     the right level atau mengajar pada level yang benar. Selama
     proses pembelajaran, guru dapat menyesuaikan pembelajaran sehingga seluruh
     siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran. Satuan pendidikan mengembangkan
     kebijakan yang dapat memotivasi guru untuk menggunakan hasil asesmen dalam
     merancang kurikulum dan pembelajaran.
- Pembelajaran sesuai tahap belajar peserta didik
     (pendidikan dasar dan menengah): Peserta didik dibagi menjadi dua kelompok
     berdasarkan capaian belajar mereka pada asesmen awal atau asesmen
     formatif. Satuan pendidikan juga dapat menyelenggarakan program yang
     mendukung peserta didik yang belum siap untuk belajar di kelas yang
     seharusnya dan untuk siswa yang membutuhkan tantangan lebih atau
     pengayaan;
- Kolaborasi antar guru untuk keperluan kurikulum dan
     pembelajaran: kolaborasi dilakukan pada saat melakukan perencanaan
     pembelajaran baik di awal semester maupun sepanjang berjalannya semester.
     Guru bertukar informasi mengenai progress belajar, praktik baik, perangkat
     ajar, projek penguatan profil Pancasila, dan sebagainya, serta melibatkan
     diri untuk mengembangkan KOSP. Satuan pendidikan mempunyai mekanisme dan
     kebijakan yang memotivasi kolaborasi guru untuk aspek pembelajaran
     intrakurikuler dan juga proyek, contohnya melalui kegiatan refleksi
     pembelajaran, observasi kelas, aktivitas berbagi praktik baik, dan
     sebagainya.
Daftar Pustaka: 
-  Direktorat
     PAUD, Dikdas dan Dikmen (2021). "Buku saku tanya
     jawab kurikulum merdeka". repositori.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari
     versi asli tanggal 2022-04-12. Diakses tanggal 2022-04-05.
- ^ Caesaria, Sandra Desi (2022-02-12).
     Adit, Albertus, ed. "Apa
     Itu Kurikulum Merdeka? Begini Penjelasan Lengkap Kemendikbud". Kompas.com. Diarsipkan dari
     versi asli tanggal 2022-04-09. Diakses tanggal 2022-04-05.
- ^ Lompat
     ke:a b Kemendikbudristek,
     Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (2022). "Kurikulum
     Merdeka". Kemendikbudristek. Diarsipkan dari
     versi asli tanggal 2022-04-09. Diakses tanggal 2022-04-05.
- ^ Kemendikburistek, Pusat Penelitian
     Kebijakan (2021-11-21). "Dampak
     Penyederhanaan Kurikulum terhadap Pembelajaran" (PDF). Kemendikburistek. Diarsipkan (PDF) dari
     versi asli tanggal 2022-12-07. Diakses tanggal 2022-12-28.
- ^ Kemendikbudristek (2022). "Implementasi Kurikulum
     Merdeka". Kemendikbudristek. Diarsipkan dari
     versi asli tanggal 2022-07-07. Diakses tanggal 2022-07-14.
- ^ "Unduhan".
     Diakses tanggal 2022-07-14.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Sitoningrum, Niken Dwi. "Kurikulum
     Merdeka Belajar: Pengertian, Tujuan, Karakteristik, hingga
     Keunggulannya". detiksulsel. Diakses tanggal 2023-10-02.
- ^ "Kerangka
     Kurikulum Merdeka". Diarsipkan dari
     versi asli tanggal 2022-08-03. Diakses tanggal 2022-07-14.
- ^ Kemendikbudristek (2022). "Kurikulum
     Merdeka sebagai opsi satuan Pendidikan dalam rangka pemulihan pembelajaran
     tahun. 2022 s.d. 2024". Kemendikbudristek. Diarsipkan dari
     versi asli tanggal 2022-04-29. Diakses tanggal 2022-04-05.
- ^ Lompat
     ke:a b c d e Kemendikbudristek,
     BSKAP (2022). "Tahapan
     Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan" (PDF). Kemendikbud. Diarsipkan (PDF) dari
     versi asli tanggal 2022-12-07. Diakses tanggal 2022-12-28.

Komentar
Posting Komentar