KISI-KISI PSAS BAHASA INDONESIA KELAS X FASE E nomor 31-40

KISI-KISI PSAS BAHASA INDONESIA KELAS X FASE E

nomor 31-40



 

31. Teks eksposisi

 Materi Pengenalan isu

Teks eksposisi adalah jenis teks yang berisi argumen atau pendapat penulis mengenai suatu topik. Teks ini biasanya berisi penilaian, dorongan, atau ajakan-ajakan tertentu kepada pembaca. Tujuan dari teks eksposisi adalah untuk meyakinkan orang lain atau pembaca terkait argumen-argumen yang disampaikan oleh penulis mengenai suatu hal. Argumen penulis ini tidak boleh sembarangan, melainkan harus disertai dengan fakta yang jelas.

Pengenalan Isu : Pada masa ini pula, remaja harus mendapatkan pendidika karakter demi menjadi generasi yang memiliki kepercayaan diri, peduli, santun dan kreatif.

 

32. Kalimat Fakta

Sebuah kalimat fakta harus mengandung informasi-informasi yang akurat, sehingga di dalamnya haruslah mengandung informasi yang sesuai dengan logika (masuk akal)⁶. Artinya, sebuah kalimat fakta bukanlah pernyataan karangan dari penulis melainkan harus menunjukkan hal yang memang terjadi⁶. Sebuah kalimat fakta berbeda dengan kalimat opini⁶.

Berikut adalah beberapa contoh kalimat fakta:

1. Purwakarta adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat¹.

2. Jerman adalah juara Piala Dunia 2014¹.

3. Real Madrid adalah sebuah tim sepak bola yang berasal dari negara Spanyol¹.

4. Ainun Habibie adalah istri dari BJ Habibie¹.

5. Hasil pertambahan 25 dan 25 adalah 50¹.

6. Angka 2 dan 10 adalah angka yang genap¹.

7. Setya Novanto telah divonis 15 tahun penjara karena kasus Korupsi pengadaan E-KTP yang menjeratnya¹.

8. Masa perubahan remaja dimulai pada umur 10 hingga 21 tahun.

 

33. Informasi pokok  

Informasi pokok dalam kalimat biasanya terkandung dalam kalimat utama atau gagasan utama³. Kalimat utama adalah kalimat yang memuat ide pokok atau gagasan utama yang digunakan sebagai acuan pengembangan sebuah paragraf³.

Berikut adalah cara menentukan informasi pokok dalam sebuah kalimat¹³:

1. Membaca setiap paragraf dengan cara seksama.

2. Memahami makna setiap kalimat yang ada dalam teks/paragraf.

3. Menemukan kalimat utama/gagasan pokok pada setiap paragraf.

4. Menandai kata/kalimat yang dianggap sebagai kunci.

5. Anda juga dapat menggunakan metode 5W+H (what, when, where, who, why, dan how) atau apa, kapan, dimana, siapa, mengapa, dan bagaimana pada teks bacaan untuk mencatat isi pokok bacaan¹

Perlu diingat bahwa kalimat utama bisa berada di kalimat pertama, kalimat terakhir, atau bahkan di kedua posisi tersebut⁴. Selain itu, dalam sebuah paragraf juga terdapat kalimat penjelas atau kalimat pendukung yang menjelaskan lebih lanjut tentang kalimat utama³.

 

CONTOH :

Pengaruh teknologi terhadap kehidupan masyarakat.

 

34. Informasi Pokok (33)

35. HIKAYAT (Pesan yang akan disampaikan)

36. unsur pembangun cerita hikayat

Unsur-unsur pembangun teks hikayat adalah¹:

1. **Tema**: Tema adalah gagasan yang mendasari sebuah cerita¹.

2. **Latar**: Tempat, waktu, dan suasana dalam suatu cerita¹.

3. **Alur**: Alur merupakan jalinan peristiwa dalam sebuah cerita¹.

4. **Amanat**: Amanat merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui sebuah cerita¹.

5. **Tokoh**: Tokoh adalah pemeran di dalam cerita¹.

6. **Watak/ Penokohan**: Penokohan yaitu penggambaran watak seorang tokoh¹.

7. **Sudut Pandang**: Sudut pandang merupakan teknik yang dipilih pencerita untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya¹.

8. **Gaya Bahasa**: Merupakan kemampuan penulis dalam menyajikan suatu cerita yang menggunakan bahasa dan unsur-unsur keindahan lainnya¹.

37. Nilai Religi dalam Hikayat

Nilai religi dalam hikayat berkaitan erat dengan masalah keagamaan³. Untuk menemukan nilai religi pada suatu hikayat, biasanya terdapat penggunaan kosakata yang berkaitan dengan istilah-istilah religi, seperti dosa dan pahala, surga dan neraka, ketuhanan, makhluk gaib, dan sebagainya³. Nilai religi adalah nilai yang berasal dari ajaran agama dan memiliki kebenaran yang mutlak¹.

 

Sebagai contoh, dalam Hikayat Bayan Budiman, seorang istri dianggap tak boleh menerima tamu lantaran suaminya sedang pergi jauh mencari nafkah. Tokoh burung mengingatkan istri pemiliknya agar tak menerima tamu yang bukan muhrimnya⁴. Dengan demikian, hikayat dapat menjadi media untuk menyampaikan ajaran-ajaran agama kepada pembacanya⁴.

Contoh lain:

Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka diserahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun.

 

38. Konjungsi yang tepat untuk melengkapi bagian yang rumpang

Konjungsi (kata penghubung) adalah kata tugas yang fungsinya menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf¹. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru), adapun kata penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf¹.

Contoh

Berikut beberapa contoh penggunaan konjungsi dalam kalimat:

1. Farida sedang membaca dan adiknya sedang bermain catur.

2. Saya mau pergi kalau pekerjaan rumah saya selesai.

3. Engkau berangkat sekarang atau engkau ketinggalan kereta.

 

39. Konjungsi yang tepat untuk melengkapi bagian yang rumpang

40. Nilai dalam hikayat

Hikayat adalah karya sastra yang mengandung banyak nilai kehidupan, termasuk nilai religius (agama), moral, budaya, sosial, edukasi (pendidikan), dan estetika (keindahan)1. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang nilai-nilai tersebut:

1. Nilai Moral: Nilai moral pada suatu hikayat berkaitan erat dengan masalah moral. Untuk memberikan nilai moral, pada hikayat dicantumkan nasihat-nasihat terkait budi pekerti atau perilaku yang bisa memberikan sudut pandang baru bagi pembaca2.

2. Nilai Religi: Nilai religi atau nilai agama pada hikayat berkaitan erat dengan masalah keagamaan. Untuk menemukan nilai religi pada suatu hikayat, terdapat penggunaan kosakata yang berkaitan dengan istilah-istilah religi, seperti dosa dan pahala, surga dan neraka, ketuhanan, makhluk gaib, dan sebagainya2.

3. Nilai Budaya: Hikayat juga bisa memuat nilai budaya yang bermanfaat bagi para pembacanya. Nilai tersebut didapatkan dari perkembangan budaya secara turun-temurun di lingkungan masyarakat setempat dan masih berkaitan dengan kebudayaan melayu2.

4. Nilai Pendidikan: Nilai edukasi atau nilai pendidikan pada hikayat berkaitan dengan proses perubahan sikap serta perilaku seseorang yang diceritakan. Dengan adanya nilai pendidikan, pembaca diharapkan bisa lebih dewasa2.

5. Nilai Estetika: Nilai estetika dalam hikayat berkaitan dengan keindahan sastra itu sendiri, baik dari segi bahasa, alur cerita, maupun penggambaran karakter dan latar1.

Nilai-nilai ini masih relevan dengan nilai kehidupan masa kini dan dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi pembaca1.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar