Jenis-Jenis Perubahan Makna

 Jenis-Jenis Perubahan Makna



a. Perluasan Makna

Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian atas, salah satu sifat bahasa adalah dinamis. Artinya, bahasa dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, begitu juga dengan maknanya. Salah satu perubahan yang terjadi dalam bahasa adalah perluasan makna. Indikator perluasan makna dapat dilihat bahwa makna sekarang lebih lusa daripada makna terdahulu. Perhatikan perubahan makna meluas berikut ini.

 

Kita dapat menggunakan kata adik, anak, bapak, ibu, saudara sesuai dengan konteksnya. Sebelum terjadi perluasan makna, kosakata tersebut hanya digunakan untuk menyebut sistem kekerabatan. Akan tetapi, saat ini penggunaannya tidak terbatas untuk menyebut kekerabatan saja, kita dapat juga menggunakannya sebagai bentuk sapaan. Dalam ragam bahasa tulis, kita harus membedakan cara penulisannya. Jika kosakata tersebut digunakan untuk menunjuk hubungan kekeluargaan maka penulisannya dengan huruf kecil. Akan tetapi, jika itu digunakan sebagai bentuk sapaan dengan menggunakan huruf kapital.

(3) Kami berangkat bersama adik. Silakan masuk, Dik!

(4) Para orang tua diperbolehkan membawa anak pada acara nanti malam. Ada yang dapat kami bantu, Nak? (

5) Dua tahun lalu bapak meninggalkan kami semua. Apakah Bapak berkenan hadir dalam acara tersebut?

(6) Adzkia tidur bersama ibu. Silakan Ibu menandatangani surat kontrak ini.

(7) Kami hanya memiliki dua saudara.

 

Berbagai makna yang diluaskan masih berada dalam lingkup poliseminya. Makna-makna yang muncul karena adanya perluasan masih berhubungan dengan makna utamanya. Silakan Anda ingat kembali materi polisemi pada kegiatan belajar 1 terdahulu.

 

b. Penyempitan Makna

Penyempitan makna berkebalikan dengan perluasan makna. Penyempitan makna terjadi ketika sebuah kata yang pada awalnya mempunyai makna yang luas kemudian maknanya berubah menjadi lebih sempit. Kata madrasah, pendeta, sarjana, sastra adalah kosakata yang mengalami penyempitan makna.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

C. Peninggian Makna

 

Peninggian makna atau ameliorasi berhubungan dengan nilai rasa yang lebih baik atau sopan. Perubahan ini akan membuat kosakata atau ungkapan menjadi lebih halus, tinggi, hormat daripada kosakata pilihan yang lainnya. perhatikan kalimat berikut.

(8) Susilo Bambang Yudhoyono mantan Presiden RI.

(9) Susilo Bambang Yudhoyono bekas Presiden RI. Susilo Bambang Yudhoyono mantan Presiden RI bernilai rasa halus dan sopan.

Penggunaan kata mantan dirasa lebih baik atau halus dibandingkan dengan kata bekas. Kalimat di atas akan bernilai kasar dan kurang sopan ketika diubah menjadi Susilo Bambang Yudhoyono bekas Presiden RI. Kata bekas akan lebih tepat jika digunakan untuk benda mati, misalnya kalimat Kami mengumpulkan barang-barang bekas. Berikut ini contoh peninggian makna yang lainnya.

(10)Koruptor itu akhirnya berada di lembaga pemasyarakatan.

(11)Karena keadaan perusahannya semakin kritis, ia terpaksa merumahkan karyawannya.

(12)Pemerintah sedang memperjuangkan nasib para tunakarya.

(13)Para mahasiswa sedang menyantuni para tunawisma di jalan itu.

 

d. Penurunan Makna

Penurunan makna atau peyorasi berkebalikan dengan ameliorasi. Proses perubahan makna ini dapat dilihat dari makna kata atau yang mempunyai makna lebih rendah, kasar, atau kurang sopan.

(15)Pemuda itu menjadi jongos di mewah itu.

(16)Selama bekerja sebagai pelayan toko, ia tidak pernah pulang ke kampung.

(17)Para suami mendampingi bini mereka di kantor kelurahan.

(18)Mahasiswa menginginkan para koruptor dijebloskan ke dalam penjara. Kata jongos bernilai rasa lebih kasar atau kurang sopan. Kita dapat mengganti kata tersebut dengan istilah lainnya yang lebih halus dan sopan, misalnya asisten rumah tangga. Kata pelayan toko bernilai rasa kasar dibandingkan pramuniaga, kata bini bernilai kasar dibadingkan istri. Kata koruptor bernilai kasar dibandingkan dengan penyalahgunaan wewenang, dijebloskan dapat diperhalus dengan dimasukkan, dan penjara dapat diganti dengan kata yang lebih sopan, yaitu lembaga pemasyarakatan.

 

e. Pertukaran Makna

Pertukaran makna disebut sinestesia. Perubahan makna ini disebabkan karena pertukaran tanggapan indra, seperti pendengaran, pengecapan, dan penglihatan. Contoh pertukaran makna dapat dilihat pada kalimat berikut ini.

(19)Sikapnya sangat dingin ketika peristiwa itu terjadi.

(20)Terlalu banyak kenangan manis di kota pelajar ini.

(21)Analisisnya begitu tajam terhadap permasalahan bangsa ini.

(22)Tugas-tugas yang mereka terima begitu berat.

(23)Para guru seharusnya haus akan ilmu pengetahuan.

(24)Ucapannya begitu pedas didengar.

(25)Pengalaman pahit menjadi cambuk bagi tim kami

 

f. Persamaan Makna

Persamaan makna disebut juga dengan asosiasi. Persamaan makna yang dimaksud di sini adalah makna yang berupa perumpamaan karena kesamaan sifat. Perhatikan kalimat berikut.

(26)Para pejabat tidak akan memberikan amplop untuk perkara ini.

(27)Jangan sampai pemerintahan sekarang ini mendapat nilai merah dari rakyat. (28)Acara tadi malam mengocok perut para penonton.

(29)Hampir setiap hari antrian kendaraan mengekor di jalan itu.

(30)Menu ayam geprek mulai menjamur ke kota-kota kecil.

 

g. Metafora

 

Metafora berkaitan dengan pemakaian kata kiasan yang memiliki kemiripan makna. Metafora digunakan untuk menggambarkan perbandingan analogis pada dua hal yang berbeda. Kata-kata yang digunakan bukan makna yang sebenarnya. Perhatikan kalimat berikut ini. (31)Rumahnya berada di kaki gunung. (32)Kecelakaan itu terjadi di mulut jurang. (33)Harimau kecil itu bersembunyi di mulut gua. (34)Mahasiswa memperkuat ekonomi digital di kaki langit Mangunan. (35)Pemberontak membabi buta menyerang aparat keamanan.


Komentar