MATERI DRAMA KELAS XI

 

VIDEO : YOUTUBE

DRAMA

3.18 Mengidentifikasi alur cerita, babak demi babak, dan konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton

1. Pengertian Drama

Secara umum, drama adalah sebuah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dan memiliki maksud untuk menampilkan sebuah pertunjukkan yang diperankan oleh aktor. Sedangkan pengertian drama menurut para ahli sebagai berikut :

a. Menurut Moultoun, drama merupakan kisah hidup yang dilukiskan dalam sebuah pertunjukan gerak.

b. Menurut Ferdinand Brunetierre, drama merupakan sebuah seni yang dapat menghasilkan sebuah gerakan dan aksi yang dapat dipertontonkan.

c. Menurut Budianta, drama merupakan alur cerita sastra yang mempertontonkan penampilan fisik secara lisan atau dialog yang dilakukan antar pemain.

d. Menurut Tim Matrix Media Literita, drama yaitu sebuah bentuk cerita yang menggambarkan kisah kehidupan manusia melalui perilaku tokoh yang dipentaskan.

e. Menurut Seni Handayani, drama merupakan sebuah komposisi yang dihasilkan dari seni sastra dan seni pertunjukan, sehingga menciptakan dua jenis drama, yaitu drama dalam bentuk tertulis dan drama dalam bentuk pertunjukkan.

f. Menurut Wildan, drama merupakan komposisi yang dilahirkan dari beberapa cabang seni, sehingga drama dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu drama bentuk teks tertulis dan drama dalam bentuk dipentaskan.

g. Menurut Anne Civardi, drama merupakan kisah yang ditampilkan melalui katakata dan diperagakan dengan gerak.

 

2. Ciri-Ciri Drama

a. Memiliki konflik.

b. Dalam drama pasti ada aksi yang harus dimainkan.

c. Harus dilakonkan/diperagakan.

d. Waktu drama harus kurang dari tiga jam.

e. Tidak ada pengulangan dalam satu masa.

 

3. Tujuan Drama

a. Sebagai sarana bagi masyarakat di semua kalangan.

b. Memperoleh pengetahuan tentang seni teater

c. Sebagai media untuk mengembangkan bakat mengenai estetika.

 

4. Manfaat Drama

a. Dapat meningkatkan rasa percaya diri seseorang dan meningkatkan nilai sosial seseorang.

b. Memberikan kesempatan untuk berkreasi dalam drama.

c. Dapat mengontrol emosi dengan baik.

d. Dapat lebih menghargai pendapat orang lain dengan lebih baik.

e. Dalam dunia pendidikan, drama digunakan sebagai sarana edukasi yang baik dan menyenangkan.

 

5. Jenis-Jenis Drama

Drama dapat dikelompokan menjadi 3 bagian, yaitu : berdasarkan penyajian kisah drama, berdasarkan sarana, dan berdasarkan keberadaan naskah.

 

a. Berdasarkan penyajian kisah

Berikut beberapa jenis drama berdasarkan penyajian kisah drama, yaitu :

1) Tragedi, yaitu drama yang memiliki alur cerita kesedihan

2) Komedi, yaitu drama yang memiliki alur cerita tentang kelucuan para tokoh

3) Tragekomedi, yaitu drama yang dipadukan antara drama tragedi dan komedi

4) Opera, yaitu drama yang dilakukan dengan cara dinyanyikan sembari diiringi dengan musik

5) Melodrama, yaitu drama yang dilakukan ketika berdialog sembari diiringi musik

6) Farce, yaitu drama yang berupa dagelan, tetapi tidak keseluruhan adegan dalam farce sama dengan dagelan

7) Tablo, yaitu drama yang tokohnya lebih mengutamakan gerak, para tokoh tidak melakukan dialog hanya melakukan berbagai gerakan saja.

8) Sendratari, yaitu perpaduan antara drama dengan seni tari.

 

b. Berdasarkan sarana

Jenis drama berdasarkan sarana dapat dibedakan menjadi berikut :

1) Drama panggung, yaitu drama yang dilakukan atau dipentaskan diatas penggaung sepenuhnya.

2) Drama radio, yaitu drama yang hanya bisa didengar.

3) Drama televisi, yaitu drama yang memiliki kemiripan dengan drama panggung, hanya saja drama ini berada di televisi.

4) Drama film, yaitu drama yang biasanya menggunakan layar lebar sebagai medianya.

5) Drama wayang, yaitu drama yang biasanya diiringi dengan pagelaran wayang.

6) Drama boneka, yaitu pemeran drama ini tidak dimainkan oleh aktor secara langsung, melainkan menggunakan media boneka untuk pemerannya.

 

c. Berdasar keberadaan teks naskah

Jenis drama berdasarkan keberadaan teks naskah dapat dibedakan menjadi berikut :

1) Drama tradisional, yaitu drama yang dilakukan secara otodidak atau tidak menggunakan naskah

2) Drama modern, yaitu drama yang dilakukan dengan adanya sebuah naskah.

 

6. Struktur Drama

a. Prolog (Adegan Pembuka) Prolog berisi kata-kata pembuka, pengantar, ataupun latar belakang cerita. Prolog biasanya disampaikan oleh dalang atau tokoh tertentu.

b. Dialog (Percakapan) Dialog berisi percakapan antartokoh yang terjadi dalam cerita. Dialog harus memenuhi dua tuntutan yaitu : dialog harus turut menunjang gerak laku tokohnya dan dialog yang diucapkan di atas pentas lebih tajam dan tertib daripada ujaran sehari-hari.

Dalam dialog terdapat beberapa struktur yaitu :

1) Orientasi Orientasi berisi perkenalan para tokoh yang menyatakan situasi cerita tertentu. Orientasi juga berisi tentang pengajuan konflik yang akan dikembangkan dalam bagian utama cerita tersebut dan ada kalanya membayangkan resolusi yang akan dibuat dalam cerita itu.

2) Komplikasi Komplikasi adalah bagian mengembangkan konflik. Dalam bagian ini pelaku utama menemukan rintangan-rintangan antara dia dan aneka kesalahpahaman dalam perjuangan untuk menanggulangi rintangan-rintangan ini.

3) Klimaks Klimaks adalah puncak konflik yang terjadi di dalam cerita yang dialami oleh tokoh utama

4) Resolusi Resolusi adalah bagian dimulainya penyelesaian dan pemecahan masalah yang sudah dihadapi oleh sang tokoh.

c. Epilog (Adegan Akhir) Epilog adalah bagian akhir atau bagian penutup dari sebuah drama. Epilog biasanya berisi tentang kesimpulan dan pesan yang bisa diambil dari cerita drama tersebut.

7. Unsur Intrinsik Drama

A. Unsur Intriknsik Drama

Unsur- unsur tersebut, diantaranya sebagai berikut:

a. Tema

Tema adalah gagasan pokok atau juga ide yang mendasari pembuatan dari sebuah drama. Tema yang biasa diangkat dalam drama tersebut, melingkupi: masalah percintaan, kritik sosial, kemiskinan, kesenjangan sosial, penindasan, keluarga yang retak, patriotisme, perikemanusiaan, ketuhanan, dan renungan hidup.

b. Tokoh

Tokoh merupakan orang yang berperan dalam sebuah drama. Tokoh tersebut dapat dibedakan sebagai berikut:

1) Berdasarkan sifatnya, tokoh diklasifikasikan diantaranya sebagai berikut :

 a) Tokoh protagonis, yakni tokoh utama yang mendukung cerita.

b) Tokoh antagonis, yakni tokoh penentang cerita.

c) Tokoh tritagonis, yakni tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun untuk tokoh antagonis.

2) Berdasarkan perannya,

tokoh diklasifikasikan menjadi tiga (3), yakni sebagai berikut:

a) Tokoh sentral, yakni tokoh-tokoh yang paling menentukan dalam sebuah drama. Tokoh sentral adalah penyebab dari terjadinya konflik. Tokoh sentral tersebut meliputi tokoh protagonis serta juga tokoh antagonis.

b) Tokoh utama, yakni tokoh pendukung ataupun penentang tokoh sentral bisa juga sebagai perantara dari tokoh sentral. Dalam hal ini ialah tokoh tritagonis.

c) Tokoh pembantu, yakni tokoh-tokoh yang memegang peran sebagai pelengkap atau tambahan dalam rangkaian cerita

 

c. Perwatakan/Penokohan

Perwatakan/penokohan merupakan penggambaran sifat batin seseorang tokoh yang disajikan di dalam suatu cerita. Perwatakan tokoh-tokoh dalam drama itu digambarkan dengan melalui dialog, ekspresi, atau tingkah laku sang tokoh. Watak dari para tokoh itu digambarkan dalam tiga dimensi (watak dimensional) sebagai berikut :

1) Keadaan fisik, diilustrasikan dengan melalui umur jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmani, ciri khas yang menonjol, raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, suku bangsa, kurus/ gemuk, atau suka senyum/cemberut.

2) Keadaan psikis, ini melingkupi watak, kegemaran, standar moral, temperamental, ambisi, psikologis yang dialami, mental, dan keadaan emosi.

3) Keadaan sosiologis, ini melingkupi jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, dan ideologi. Cara pengarang menampilkan watak tokoh bisa secara langsung atau tidak langsung.

1) Secara langsung (analitik) Pengarang menampilkan watak tokoh secara langsung dijelaskan di dalam teks cerita.

2) Secara tidak langsung (dramatik) Pengarang menampilkan watak secara tidak langsung lewat:

a) Dialog antartokoh/ percakapan tokoh

b) Pikiran tokoh

c) Reaksi atau tanggapan tokoh lain

d) Lingkungan tokoh

e) Keadaan fisik tokoh

 

d. Alur

Alur merupakan rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita. Alur drama mencakup bagian-bagian pengenalan cerita, konflik awal, perkembangan konflik, penyelesaian.

1) tahapan awal, pada tahapan awal ini merupakan tahapan pengenalan tokohtokoh cerita serta perwatakan, latar, dan lain sebagainya.

2) pemunculan konflik, tahap selanjutnya penonton diajak pada pengenalan konflik. Pada tahap ini, konflik yang merupakan bumbu agar suatu drama lebih menarik akan terjadi. Konflik- konflik ini tentunya melibatkan semua pemain (tokoh). Dalam tahap ini pula penonton akan mengenal alur dari cerita yang dibuat.

3) komplikasi, tahap komplikasi atau tahap peningkatan konflik, semakin banyak insiden-insiden terjadi. Beberapa konflik pendukung akan terjadi untuk menguatkan konflik utama pada alur cerita.

4) Klimaks, merupakan tahapan puncak dari konflik yang ada. Di tahapan ini merupakan tahap puncak dari ketegangan yang terjadi mulai dari awal cerita.

5) Resolusi, merupakan tahap yang menujukan jalan keluar dari setiap konflik yang ada. Teka teki pada setiap konflik yang terjadi pada awal- awal cerita akan terungkap pada tahap ini. Sering kali, perwatakan yang asli dari setiap tokoh akan muncul di tahapan ini.

6) Akhir, pada tahap ini adalah bagian the ending of the story, dalam tahap ini semua konfiks telah terpecahkan dan merupakan akhir dari cerita.

Macam-macam plot dalam suatu cerita yaitu:

1) Alur maju (progresif), set cerita berjalan maju, mulai dari masa kini ke masa yang akan datang.

2) Alur mundur (regresif), kebalikan dari alur progresif. Set cerita berjalan mundur, yang mana masa kini adalah sebuah hasil dari konflik-konflik yang terjadi pada masa lalu.

3) Alur campuran, alur cerita yang mencampurkan masa kini dengan masa lalu dan juga dengan masa depan. Di sebut juga alur bolak- balik. Cerita dengan alur ini mengungkakan konflik yang belum selesai dari masa lalu, masa sekarang, dan penyelesaian di masa depan. Saling terkait satu sama lain.

 

e. Setting atau Latar

Setting ataupun tempat kejadian cerita sering disebut juga sebagai latar cerita Setting melingkupi tiga dimensi, antara lain sebagai berikut.

1) Setting tempat merupakan tempat terjadinya cerita di dalam sebuah drama, Setting tempat tidak dapat berdiri sendiri. Setting tempat tersebut berhubungan dengan setting ruang serta waktu.

2) Setting waktu merupakan waktu/zaman/periode sejarah terjadinya cerita di dalam sebuah drama.

3) Setting suasana merupakan suasana yang mendukung terjadinya cerita. Setting cerita tersebut dapat didukung dengan tata suara atau juga tata lampu saat pementasan drama.

 

f. Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan cara pandang yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita. Sudut pandang adalah posisi dari mana pengarang bercerita apakah dia bertindak langsung dalam bercerita atau sebagai pengobservasi yang berdiri di luar cerita. Sudut pandang terdiri atas:

1) Sudut pandang orang pertama atau akuan

a) Aku sebagai tokoh utama

b) Aku sebagai tokoh sampingan

 

2) Sudut pandang orang ketiga atau diaan

a) Orang ketiga serba tahu

b) Orang ketiga terbatas atau pengamat

 

g. Amanat atau Pesan Pengarang

Amanat merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada para pembaca atau penonton dengan melalui karyanya (termasuk drama). Amanat tersebut memiliki sifat kias subjektif dan umum, sedangkan untuk tema bersifat lugas, objektif, serta juga khusus. Amanat drama itu selalu berhubungan dengan tema drama. Amanat juga menyangkut nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat yang disampaikan secara implisit.

Nilai-nilai yang diambil antara lain :

1) Nilai moral, yaitu aspek yang berhubungan dengan perilaku, perbuatan baik atau buruk. Nilai moral merupakan pesan moral dari perilaku tokoh

2) Nilai estetika, yaitu aspek keindahan yang melekat pada karya sastra, misalnya pengkalimatan, diksi, penggunaan alur yang variatif.

3) Nilai sosial, yaitu aspek yang berhubungan dengan hubungannya di masyarakat sebagai makhluk sosial

4) Nilai budaya, yaitu aspek yang berhubungan dengan adat istiadat, budaya yang berlaku di suatu daerah.

5) Nilai agama, yaitu aspek yang berhubungan dengan keagamaan (religi) atau keyakinan kepada Tuhan.

 

h. Dialog (Percakapan)

Ciri khas naskah drama tersebut berbentuk cakapan atau dialog, Di bawah ini merupakan beberapa hal yang berkaitan dengan dialog dalam naskah drama.

1) Dialog tersebut harus mencerminkan percakapan sehari-hari, karena di dalam drama itu merupakan mimetik (tiruan) dari kehidupan sehari-hari.

2) Ragam bahasa dalam dialog drama tersebut menggunakan bahasa lisan yang komunikatif serta juga bukan ragam bahasa tulis.

3) Diksi (pilihan kata) yang digunakan di dalam sebuah drama juga harus berhubungan dengan konflik serta plot.

4) Dialog dalam naskah drama tersebut juga harus bersifat estetis, artinya adalah memiliki bahasa yang indah.

5) Dialog juga harus dapat mewakili tokoh yang dibawakan, baik itu watak secara psikologis, sosiologis, ataupun juga fisiologis.

 

i. Konflik

Konflik merupakan pertentangan atau juga masalah dalam drama. Konflik tersebut dibedakan menjadi dua, konflik eksternal dan internal.

1) Konflik eksternal merupakan sebuah konflik yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu yang berada di luar dirinya.

2) Konflik internal merupakan konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri.

 

8. Unsur Ekstrinsik  

Drama Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang datang dari luar namun mempengaruhi sebuah cerita yang disajikan. Artinya, unsur-unsur ekstrinsik tidak terlibat pada jalannya cerita, namun keberadaan unsur ini sangat mempengaruhi perkembangan sebuah cerita. Oleh karena itu, dapat dijumpai kasus sebuah drama yang terbengkalai dikarenakan oleh faktor ini. Yang termasuk unsur ekstrinsik sebuah drama yaitu:

a. Faktor ekonomi,

b. Faktor politik

c. Faktor sosial-budaya

d. Faktor pendidikan

e. Faktor kesehatan

f. Faktor psikologis pemain dan kru

g. Kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya.

Komentar