Struktur dan Kaidah Teks Cerita Pendek
Struktur dan Kaidah Teks Cerita Pendek : https://youtu.be/4KcS2UrAU5E
a. Struktur Teks Cerita Pendek Stuktur
cerpen merupakan rangkaian cerita yang membentuk cerpen
itu sendiri. Dengan demikian, struktur cerpen tidak lain berupa unsur yang
berupa alur, yakni berupa jalinan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab
akibat ataupun secara kronologis. Secara umum jalan cerita terbagi ke dalam
bagian-bagianberikut.
1. Pengenalan situasi cerita
(exposition,orientation) Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan para tokoh,
menata adegan dan hubungan antartokoh.
2. Pengungkapan peristiwa
(complication) Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan
berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.
3. Menuju pada adanya konflik
(risingaction) Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun
keterlibatan berbagi situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.
4. Puncak konflik (turning point)
Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar
dan mendebarkan. Pada bagian itu pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa
tokohnya. Misalnya, apakah dia kemudian berhasil menyelesaikan masalahnya atau
gagal.
5. Penyelesaian (ending ataucoda)
Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang sikap ataupun
nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Namun
ada pula, cerpen yang penyelesaian akhir ceritanya itu diserahkan kepada imaji
pembaca. Jadi, akhir ceritanya itu dibiarkan menggantung, tanpa
adapenyelesaian.
b. Kaidah Kebahasaan
Kaidah kebahasaan teks cerpen
adalah seperti berikut.
1. Banyak menggunakan kalimat
bermakna lampau, yang ditandai oleh fungsi-fungsi keterangan yang bermakna
kelampauan, seperti ketika itu, beberapa tahun yang lalu, telahterjadi.
2. Banyak menggunakan kata yang
menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis). Contoh: sejak saatitu,setelah
itu, mula-mula, kemudian.
3. Banyak menggunakan kata kerja
yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti menyuruh,
membersihkan, menawari, melompat, menghindar.
4. Banyak menggunakan kata kerja
yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara menceritakan tuturan seorang
tokoh oleh pengarang. Contoh: mengatakan bahwa, menceritakan tentang,
mengungkapkan, menanyakan, menyatakan, menuturkan.
5. Banyak menggunakan kata kerja
yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh. Contoh:
merasakan,menginginkan, mengarapkan, mendambakan, mengalami.
6. Menggunakan banyak dialog. Hal
ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda (“….”) dan kata kerja yang menunjukkan
tuturan langsung. Contoh: a. Alam berkata,“Jangan diam saja, segera temui orang
itu!” b. “Di mana keberadaan temanmu sekarang?” tanya Ani pada temannya. c.
“Tidak. Sekali saya bilang, tidak!” teriak Lani.
7. Menggunakan kata-kata sifat
(descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atausuasana. Contoh:
Segala sesuatu tampak berada dalam kendali sekarang: Bahkan, kamarnya sekarang
sangat rapi dan bersih. Segalanya tampak tepat berada di tempatnya sekarang,
teratur rapi dan tertata dengan baik. Ia adalah juru masak terbaik yang pernah
dilihatnya, ahli dalam membuat ragam maka
Komentar
Posting Komentar