UNSUR KEBAHASAAN TEKS CERAMAH

 

VIDEO: https://youtu.be/EPux9MibXw0

Unsur Kebahasaan Teks Ceramah

1. Menggunakan kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang keduajamak, sebagai sapaan.

Kata ganti orang pertama, yakni saya, aku. Mungkin juga menggunakan kata kami apabila penceramahnya mengatasnamakan kelompok. Teks ceramah sering kali menggunakan kata sapaan yang ditujukan pada orang banyak, seperti hadirin, kalian, bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara.

Contoh:

Hadirin yang berbahagia, kalangan terpelajar dengan julukan hebatnya sebagai “tulang punggung negara, harapan masa depan bangsa” seharusnya ....

2. Menggunakan kata-kata teknis ataupun peistilahan yang berkenaan dengan topik yang dibahas.

Dengan topik tentang masalah kebahasaan yang menjadi fokus pembahasannya istilah-istilah yang muncul dalam teks tersebut adalah sarkastis, eufemistis, tata krama, kesantunanberbahasa, etika berbahasa.

 Contoh: Intensitas para siswa dalam memahami literatur-literatur sesungguhnya merupakan sarana efektif dalam mengakrabi ragam bahasa baku.

3. Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi (sebabakibat).

Misalnya, jika... maka, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu. Selain itu, dapat pula digunakan kata-kata yang yang menyatakan hubungan temporal ataupun perbandingan/ pertentangan, seperti sebelum itu, kemudian, pada akhirnya,sebaliknya, berbeda halnya, namun.

Contoh: Saya melihat ketidakberesan mereka berbahasa, antara lain, disebabkan oleh kekurangwibawaan bahasa Indonesia itu sendiri di mata mereka.

4. Menggunakan kata kerja mental

Kata kerja mental seperti memprihatinkan, mengagumkan, menduga, dan lainlain.

Contoh:

Bapak-bapak dan Ibu-ibu, prasangka saya waktu itu bukannya tidak memahami akan perlunya ketertiban berbahasa di lingkungan sekolah.

5. Menggunakan kata kerja persuasif

 Kata-kata persuasif seperti hendaklah, sebaiknya, perlu, harus.

Contoh: Dampak negatif lain dari adanya kemajuan teknologi adalah banyaknya terjadi kasus penipuan dengan menggunakan media sosial sebagai akibat dari teknologi yang semakin tinggi. Dan yang paling penting adalah bahwa kini korbannya adalah para ibu – ibu rumah tangga. Karena terlalu sering main ponsel genggam, mereka menjadi susah untuk membedakan mana hal yang nyata dan mana yang hanya berita gosip saja. Oleh karena itu, kita seharusnya bijak dalam menggunakan teknologi. Mari kita jaga generasi muda kita agar menjadi generasi yang bersahaja.


Komentar