Unsur Kebahasaan Teks Ceramah
1. Menggunakan kata ganti orang
pertama (tunggal) dan kata ganti orang keduajamak, sebagai sapaan.
Kata ganti orang pertama, yakni
saya, aku. Mungkin juga menggunakan kata kami apabila penceramahnya
mengatasnamakan kelompok. Teks ceramah sering kali menggunakan kata sapaan yang
ditujukan pada orang banyak, seperti hadirin, kalian, bapak-bapak, ibu-ibu,
saudara-saudara.
Contoh:
Hadirin yang berbahagia, kalangan
terpelajar dengan julukan hebatnya sebagai “tulang punggung negara, harapan
masa depan bangsa” seharusnya ....
2. Menggunakan kata-kata teknis
ataupun peistilahan yang berkenaan dengan topik yang dibahas.
Dengan topik tentang masalah
kebahasaan yang menjadi fokus pembahasannya istilah-istilah yang muncul dalam
teks tersebut adalah sarkastis, eufemistis, tata krama, kesantunanberbahasa,
etika berbahasa.
Contoh: Intensitas para siswa dalam memahami
literatur-literatur sesungguhnya merupakan sarana efektif dalam mengakrabi
ragam bahasa baku.
3. Menggunakan kata-kata yang
menunjukkan hubungan argumentasi (sebabakibat).
Misalnya, jika... maka, sebab,
karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu. Selain itu, dapat pula
digunakan kata-kata yang yang menyatakan hubungan temporal ataupun
perbandingan/ pertentangan, seperti sebelum itu, kemudian, pada
akhirnya,sebaliknya, berbeda halnya, namun.
Contoh: Saya melihat
ketidakberesan mereka berbahasa, antara lain, disebabkan oleh kekurangwibawaan
bahasa Indonesia itu sendiri di mata mereka.
4. Menggunakan kata kerja mental
Kata kerja mental seperti
memprihatinkan, mengagumkan, menduga, dan lainlain.
Contoh:
Bapak-bapak dan Ibu-ibu,
prasangka saya waktu itu bukannya tidak memahami akan perlunya ketertiban
berbahasa di lingkungan sekolah.
5. Menggunakan kata kerja
persuasif
Kata-kata persuasif seperti hendaklah,
sebaiknya, perlu, harus.
Contoh: Dampak negatif lain dari
adanya kemajuan teknologi adalah banyaknya terjadi kasus penipuan dengan
menggunakan media sosial sebagai akibat dari teknologi yang semakin tinggi. Dan
yang paling penting adalah bahwa kini korbannya adalah para ibu – ibu rumah
tangga. Karena terlalu sering main ponsel genggam, mereka menjadi susah untuk
membedakan mana hal yang nyata dan mana yang hanya berita gosip saja. Oleh
karena itu, kita seharusnya bijak dalam menggunakan teknologi. Mari kita jaga
generasi muda kita agar menjadi generasi yang bersahaja.
Komentar
Posting Komentar