NILAI –NILAI MORAL DALAM KARYA FIKSI

 



NILAI –NILAI MORAL DALAM KARYA FIKSI
VIDEO: https://youtu.be/oDDcEsQ6SNw

1. Hakikat Karya Fiksi

Sebelum kita membahas nilai-nilai yang terkandung dalam buku fiksi dan nonfiksi, kita bahas terlebih dahulu hakikat buku fiksi dan nonfiksi. Buku fiksi adalah buku yang berupa prosa naratif yang berisfat imajinatif, tetapi biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubunganhubungan antarmanusia. Karya fiksi biasanya berupa novel maupun cerpen.

Karya fiksi juga menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesama, interaksinya dengan diri sendiri, dan dengan Tuhannya. Fiksi merupakan hasil dialog, kontemplasi, dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan. Walaupun berupa hasil kerja imajinasi, khayalan, tidak benar jika fiksi dianggap sebagai hasil kerja lamunan belaka, melainkan penghayatan dan perenungan secara intens, perenungan terhadap hakikat hidup dan kehidupan, perenungan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab (Nurgiyantoro, 2015:5).

2. Jenis Karya Fiksi

 Jenis karya fiksi dikelompokkan menjadi beberapa macam. Karya fiksi yang mendasarkan pada fakta disebut sebagai fiksi historis jika yang menjadi dasar penulisan adalah fakta sejarah , misalnya Hitam dari Kurasan, Tentara Islam di Tanah Galia karya Dardji Zaidan. Novel historis terikat oleh fakta-fakta yang dikumpulkan melalui penelitian berbagai sumber. Namun, ia pun tetap memberikan ruang gerak untuk fiksionalitas, misalnya dengan memberitakan pikiran dan perasaan tokoh lewat percakapan. Misalnya, novel Surapati dan Robert Anak Surapati karya Abdul Muis yang juga berangkat dari fakta sejarah. Jika yang menjadi dasar penulisan adalah fakta biografis disebut fiksi biografis.

Karya –karya biografis orang terkenal seperti Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat karya Cindy Adam, Kuantar Kau ke Gerbang karya Ramadhan KH, Tahta untuk Rakyat karya Mochtar Lubis, dan Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral. Selain itu juga biografi Gusti Nurul Streven Naar Geluk karya Ully Hermono, Khatijah ketika Rahasia Mim Tersingkap karya Sibel Eraslan, Barack Obama Dream From My father yang merupakan otobiografi. Jika yang menjadi dasar penulisan fiksi itu berupa fakta ilmu pengetahuan disebut fiksi sains. Misalnya, Bumi, Bulan, Matahari, Bintang, karya Tere Liye, dan 1984 karya George Orwell. Ketiga jenis karya fiksi tersebut sering disebut fiksi nonfiksi (Nurgiyantoro, 2015:5)

Yang dapat digolongkan sebagai karya fiksi adalah novel (novel serius, novel popular, teenlit), cerpen, dan roman. Contoh novel serius misalnya Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, Rumah Kaca, semuanya karya Pramodya Ananta Toer. Dapat pula kalian baca novel Belenggu karya Armyn Pane, Atheis karya Achdiat Kartamiharja, Jalan Tak Ada Ujung dan HarimauHarimau karya Moctar Lubis, Burung-Burung Manyar karya Y.B. Mangun Wijaya, Ayat-Ayat Cinta, Bidadari Bermata Bening, Ketika Cinta Bertasbih, karya Habiburahman El Sirazi.

Di samping itu, dapat pula kalian baca pula novel popular seperti Karmila, Badai Pasti Berlalu, karya Marga T, Cintaku di Kampus Biru, Kugapai Cintamu, Terminal Cinta Terakhir karya Ashadi Siregar, Cewek Komersil, Gita Cinta dari SMA, Musim Bercinta karya Eddy D Iskandar. Untuk jenis teenlit misalnya Dealova karya Dylan Nuranindya, Nothing But Love Semata Cinta dan Aphrodite karya Laire Siwi Mentari, dan lain-lain.

3. Nilai Moral dalam Karya Fiksi

Karya sastra selain sebagai media konumikasi, juga dipandang sebagai suatu sarana untuk mengajarkan sesuatu kepada pembaca. Telaah moral filosofis yang dikembangkan Plato, dalam Sudjiono (1990;177) dinyatakan bahwa fungsi sastra adalah mengajarkan moralitas, baik yang diorientasikan kepada ajaran religi maupun falsafah. Sehubungan dengan nilai-nilai dalam karya sastra, Shipley (dalam Tarigan, 1984;194) mengemukakan nilai-nilai dalam sastra meliputi lima macam yaitu:

a) Nilai hedonik, yaitu nilai yang memberi kesenangan secara langsung

b) Nilai artistik, yaitu nilai yang memanifestasikan keterampilan seseorang

c) Nilai kultural, yaitu nilai yang mengandung hubungan yang mendalam dengan masyarakat d) Nilai etis, moral, religious, jika di dalamnya terkandung ajaran moral, etika, dan agama

e) Nilai praktis, jika dalam karya sastra itu terkandung hal-hal yang dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian moral dalam karya sastra tidak berbeda dengan pengertian moral secara umum, yaitu menyangkut nilai baik buruk yang diterima secara umum dan berpangkal pada nilai-nilai kemanusiaan. Moral dalam karya sastra biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil atau ditafsirkan lewat cerita yang bersangkutan dengan pembaca.

Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangan tentang nilai-nilai kebenaran, dan itulah yang ingin disampaikan oleh pengarang. Menurut Burhan Nurgiyantoro (1995:323-324), jenis moral dalam karya sastra dikelompokkan menjadi empat aspek, yaitu:

a) Moral dalam aspek kehidupan antara manusia dan Tuhan

b) Moral dalam aspek kehidupan antara manusia dengan manusia

c) Moral dalam aspek kehidupan antara manusia dengan nuraninya

d) Moral dalam aspek kehidupan antara manusia dengan alam


Komentar