VIDEO : https://youtu.be/eWcyXlFtucw
Nilai-Nilai dan Isi yang Terkandung dalam Cerita Rakyat (Hikayat) Baik Lisan Maupun Tulis
A.
PENGERTIAN
Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang
berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan,
historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara,
pembangkit semangat juang atau sekadar untuk meramaikan pesta
B.
FUNGSI
1. sebagai sarana hiburan;
2.sebagai sarana pendidikan karena di dalamnya terkandung
banyak nilai yang dapat diteladani dalam kehidupan.
3. sebagai sarana menunjukkan dan melestarikan budaya bangsa
karena dari cerita rakyat dapat dikokohkan nilai sosial dan budaya suatu
bangsa.
Selian itu untuk menumbuhkan jiwa kepahlawanan, kepentingan
didaktis, dan sarana hiburan. Pada zaman dahulu hikayat ini sering dibacakan
pada saat hati sedang gundah, gelisah, dapat juga untuk menghibur teman, atau
pelipur lara atau dibacakan pada saat perang untuk mengobarkan api semangat
para pahlawan.
C.
Karakteristik Hikayat
1. Kemustahilan
Salah satu ciri hikayat adalah kemustahilan dalam teks, baik
dari segi bahasa maupun dari segi cerita. Kemustahilan berarti hal tidak logis
atau tidak bisa dinalar yang terjadi.
contoh:
-Hatta beberapa lamanya, Tuan Puteri Siti Kendi pun hamillah
dan bersalin dua orang putra laki-laki. Adapun yang tua keluarnya dengan panah
dan yang muda dengan pedang.
kemustahilan (Bayi lahir disertai pedang dan panah.)
-Lalu diambilnya pisau dan ditorehnya gendang itu, maka
Puteri Ratna Sari pun keluarlah dari gendang itu. Ia ditaruh orangtuanya dalam
gendang itu dengan suatu cembul.
Kemustahilan (Seorang putri keluar dari gendang)
2. Kesaktian tokoh
Selain kemustahilan, seringkali dapat kita temukan kesaktian
para tokoh dalam hikayat. Kesaktian dalam Hikayat Indera Bangsawan ditunjukkan
dengan kesaktian kedua pangeran kembar, Syah Peri dan Indera Bangsawan, serta
raksasa. Adapun kesaktian ketiga tokoh tersebut adalah sebagai berikut. 1. Syah
Peri mengalahkan Garuda yang mampu merusak sebuah kerajaan;
2. Raksasa memberi sarung kesaktian untuk mengubah wujud dan
kuda hijau untuk mengalahkan Buraksa.
3. Indera Bangsawan mengalahkan Buraksa
3. Anonim
Salah satu ciri cerita rakyat, termasuk hikayat, adalah
anonim. Anonim berarti tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau
pengarang. Hal tersebut disebabkan cerita disampaikan secara lisan. Bahkan,
dahulu masyarakat mempercayai bahwa cerita yang disampaikan adalah nyata dan
tidak ada yang sengaja mengarang
4. Istana sentris
Hikayat seringkali bertema dan berlatar kerajaan.
Dalam Hikayat Indera Budiman hal tersebut dapat dibuktikan
dengan tokoh yang diceritakan adalah raja dan anak raja, yaitu Raja Indera
Bungsu, putranya Syah Peri dan Indera Bangsawan, Putri Ratna Sari, Raja Kabir,
dan Putri Kemala Sari. Selain itu, latar tempat dalam cerita tersebut adalah
negeri yang dipimpin oleh raja serta istana dalam suatu kerajaan
D.
Macam-Macam Nilai dalam Teks Hikayat
1. Nilai Moral
Nilai moral adalah nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi
pekerti/susila atau kepada baik buruk tingkah laku.
Setelah pagi-pagi hari, maka berkatalah Si Miskin kepada
istrinya, “Ya, tuanku, matilah rasku ini, sangatlah sakit rasanya tubuh ini.
Maka tiadalah berdaya lagi; hancurlah rasanya anggotaku ini.” Maka ia pun
terseduh-sedulah menangis, maka terlalu belas rasa hati isterinya melihat laku
suaminya. Demikian itu; maka ia pun menangis pula seraya mengambil daun kayu, lalu
dimamahnya, maka disapukannyalah seluruh tubuh suaminya, sambil ia berkata,
“Diamlah tuan jangan menangis!” sudahlah dengan untung kita, maka jadi selaku
ini!”
Berdasarkan pengertian tersebut, nilai moral dari kutipan
hikayat, yaitu
a. Perhatian istri kepada suaminya
Bukti yang mendukung:
Maka ia pun terseduh-sedulah menangis, maka terlalu belas
rasa hati isterinya melihat laku suaminya. Demikian itu; maka ia pun menangis
pula seraya mengambil daun kayu, lalu dimamahnya, maka disapukannyalah seluruh
tubuh suaminya, kesetiaan istri kepada suaminya
b. Tidak mendendam atas perbuatan orang lain.
Bukti yang mendukung:
sambil ia berkata, “Diamlah tuan jangan menangis!” sudahlah
dengan untung kita, maka jadi selaku ini!”
2. Nilai Sosial
Nilai sosial adalah nilai yang berkaitan dengan norma yang
berada di dalam masyarakat. Oleh karena itu, nilai sosial dapat juga disebut
nilai kemasyarakatan.
Baginda raja Indera Bungsu sangat bahagia melihat kepulangan
kedua putranya yang didampingi juga oleh istrinya. Indera Bangsawan juga
langsung menyerahkan buluh perindu yang diidamkan ayahnya. Sang ayah bertambah
bahagia dan langsung mengangkat Indera Bangsawan menjadi raja untuk
menggantikan posisinya. Untuk membalas kebaikan hati kakaknya yang mau
mencarinya untuk menyembuhkannya, Indera Bangsawan memberi Syah Fri batu
hikmat. Batu hikmat tersebut dapat dimanfaatkan Syah Fri untuk dijadikan sebuah
kerajaan lengkap dengan abdi kerajaan, rakyat, dan perlengkapan kerajaan.
Akhirnya, kedua kerajaan itu berkembang bersama, saling bahu-membahu untuk
menciptakan kerukunan, kemakmuran, dan perdamaian.
Berdasarkan pengertian tersebut, nilai sosial dari kutipan
hikayat, yaitu
a. saling
menolong/kerja sama
Bukti yang mendukung: Akhirnya, kedua kerajaan itu
berkembang bersama, saling bahu-membahu untuk menciptakan kerukunan,
kemakmuran, dan perdamaian.
b. saling menghargai
Bukti yang mendukung:
Untuk membalas kebaikan hati kakaknya yang mau mencarinya
untuk menyembuhkannya, Indera Bangsawan memberi Syah Fri batu hikmat. Batu
hikmat tersebut dapat
dimanfaatkan Syah Fri untuk dijadikan sebuah kerajaan
lengkap dengan abdi kerajaan, rakyat, dan perlengkapan kerajaan
3. Nilai Budaya
Nilai budaya adalah nilai yang berkaitan dengan adat
istiadat.
Cermati kutipan hikayat berikut!
Lalu Marakarma
kembali ke Negeri Puspa Sari dan ibunya menjadi pemungut kayu. Lalu ia memohon
kepada dewa untuk mengembalikan keadaan Puspa Sari. Puspa Sari pun makmur
mengakibatkan Maharaja Indra Dewa dengki dan menyerang Puspa Sari. Kemudian
Marakrama menjadi Sultan Mercu Negara.
Berdasarkan pengertian tersebut, nilai budaya dari kutipan
hikayat, yaitu a. Bakti anak kepada orang tua
Lalu Marakarma kembali ke Negeri Puspa Sari dan ibunya
menjadi pemungut kayu. Lalu ia memohon kepada dewa untuk mengembalikan keadaan
Puspa Sari.
b. Perebutan kekuasaan
Puspa Sari pun makmur mengakibatkan Maharaja Indra Dewa
dengki dan menyerang Puspa Sari. Kemudian Marakrama menjadi Sultan Mercu
Negara.
4. Nilai Edukasi
Nilai edukasi adalah nilai yang berkaitan dengan pengubahan
tingkah laku dari buruk ke baik (pengajaran). Nilai edukasi dapat juga disebut
nilai Pendidikan.
Cermati kutipan hikayat berikut!
Di dalam padang itu terdapat sebuah gua yang dihuni oleh
raksasa perempuan. Indera Bangsawan lalu bertemu dengan raksasa perempuan itu,
dan menjadikan raksasa perempuan itu sebagai nenenknya. Selama mereka bersama,
raksasa perempuan banyak memberikan pengalaman baiknya, memberikan ilmu-ilmu,
memberikan buluh perindu, dan memberikan sebuah senjata untuk melawan Buraksa
(raksasa jahat). Raksasa perempuan bercerita bahwa masih di wilayah ini, ada
sebuah kerajaan yang akan dihancurkan oleh Buraksa.
Berdasarkan pengertian tersebut, nilai budaya dari kutipan
hikayat, yaitu
a. Belajar dari pengalaman
Selama mereka bersama, raksasa perempuan banyak memberikan
pengalaman baiknya,
b. Memberikan pengetahuan
memberikan ilmu-ilmu, memberikan buluh perindu, dan
memberikan sebuah senjata untuk melawan Buraksa (raksasa jahat).
5. Nilai Religius
Berdasarkan pengertian tersebut, nilai religius dari kutipan
hikayat, yaitu
a. Selalu berdoa dalam kehidupan
Pada suatu hari Raja Indera Bungsu dari kerajaan Kobat
Syahrila menginginkan anak. Lantas beliau mengutus orang - orang yang
diperintah oleh patihnya untuk membaca do'a Qunut dan bersedekah.
b. Percaya kepada kuasa Tuhan
Pada suatu hari Raja Indera Bungsu dari kerajaan Kobat
Syahrila menginginkan anak. Lantas beliau mengutus orang - orang yang
diperintah oleh patihnya untuk membaca do'a Qunut dan bersedekah. Tak lama
kemudian, istrinya, Putri Siti Kendi hamil dan melahirkan putera kembar.
RANGKUMAN
1. Hikayat ini termasuk ke dalam jenis cerita rakyat.
2. Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa
yang berisi cerita, undangundang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan,
historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara,
pembangkit semangat juang atau sekadar untuk meramaikan pesta.
3. Fungsi hikayat
untuk menumbuhkan jiwa kepahlawanan, kepentingan didaktis, dan sarana hiburan.
4. Pada zaman dahulu hikayat ini sering dibacakan pada saat
hati sedang gundah, gelisah, dapat juga untuk menghibur teman, atau pelipur
lara atau dibacakan pada saat perang untuk mengobarkan api semangat para
pahlawan.
5. Nilai-nilai adalah merupakan unsur ekstrinsik yang
mempengaruhi karya sastra dari luar cerita yaitu atas pengaruh pengarangnya.
6. Nilai-nilai karya sastra biasanya tampak pada karakter
tokoh yang diciptakan oleh pengarang cerita tersebut.
7. Nilai-nilai dalam kehidupan banyak macamnya, nilai yang
paling sering muncul dari hikayat biasanya nilai moral, sosial, budaya,
edukasi, dan religius.
8. Hikayat merupakan media yang ampuh di masyarakat dalam
kehidupan.
9. Hikayat banyak mengajarkan kehidupan secara tidak
langsung sehingga seseorang tidak akan merasa digurui 10. Setiap hikayat dapat
saja mengandung berbagai nilai-nilai kehidupan.
Komentar
Posting Komentar