Menganalisis Diksi dalam Puisi


Dalam menulis puisi, penyair harus dengan cermat memilih katakata agar dapat mewakili makna yang hendak disampaikan serta dapat
menimbulkan efek estetis (keindahan) yang diinginkan. Kata-kata yang
dipilih penyair berdasarkan pertimbangan dari aspek makna, efek
pengucapannya, serta dapat mewakili pikiran dan suasana hati penyair.
Diksi muncul karena adanya:

(a). Makna Kias (konotatif)
Contoh:
AKU
Karya: Chairil Anwar
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
.............................................
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
.............................................
Larik binatang jalang dari kumpulannya terbuang dapat diartikan orang yang selalu bersikap memberontak dan berada di luar organisasi formal Penyair memilih kata ‘binatang jalang’ untuk menggambarkan bahwa ‘aku’ adalah orang yang tidak bisa mengikuti aturan atau norma sosial yang berlaku. Dalam kehidupan nyata orang-orang seperti ini menjadi orang terbuang, tidak diakui keberadaannya. Oleh karena itu, Chairil memilih kata ‘terbuang.’
(b). Lambang (simbol)
Dalam puisi banyak digunakan lambang yaitu penggantian suatu hal/
benda dengan benda lain. Ada lambang yang bersifat lokal, kedaerahan,
nasional, ada juga yang bersifat universal (berlaku untuk semua manusia),
misalnya bendera adalah lambang identitas negara, dan bersalaman adalah
lambang persahabatan, pertemuan, atau perpisahan.
Contoh:
Surat kepada Bunda tentang Calon Menantunya
Karya: W.S. Rendra
......................................
Burung dara jantan yang nakal
Yang sejak dulu kau piara
Kini terbang dan telah menemui jodohnya
Ia telah meninggalkan kandang yang kau buatkan
Dan tiada akan pulang
Buat selama-lamanya
......................................
Dalam puisi tersebut kata ‘kandang’ menjadi simbol rumah. Penyair
memilih kata ‘kandang’ karena kandang merupakan simbol tempat tinggal
bagi binatang piaraannya, dan di dalamnya tersedia kebutuhan pangan
yang cukup bagi binatang piaraan tersebut. Sama seperti rumah orang tua
yang menjadi tempat berlindung bagi anak-anak. Di dalam rumah tersebut
anak-anak mendapatkan kasih sayang dan semua yang ia butuhkan.
(c). Persamaan Bunyi atau Rima
Pemilihan kata di dalam sebuah baris puisi maupun dari satu baris
ke baris lain mempertimbangkan kata-kata yang mempunyai persamaan
bunyi yang harmonis. Perhatikan contoh berikut.
DOA
Karya: Chairil Anwar
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
..............................................
Tuhanku
Aku hilang remuk bentuk
Remuk
..............................................
Dalam puisi di atas, Chairil Anwar dengan cermat memilih kata-kata
yang secara bunyi menghasilkan persamaan bunyi. Persamaan bunyi itu
membuat puisi tersebut semakin indah ketika dibacakan.
Berdasarkan jenis-jenis rima, pertama dapat dilihat secara vertikal
(persamaan bunyi pada akhir baris dalam satu bait). Jenis-jenisnya sebagai
berikut.
(a) Rima sejajar berpola : a-a-a-a
(b)Rima kembar berpola : a-a-b-b
(c) Rima berpeluk berpola : a-b-b-a
(d)Rima bersilang berpola : a-b-a-b
Kedua dapat dilihat secara horizontal (persamaan bunyi pada setiap
kata dalam satu baris), yaitu sebagai berikut.
(a) Aliterasi yaitu persamaan bunyi konsonan pada setiap kata
dalam satu baris
(b) Asonansi yaitu persamaan vokal pada akhir kata dalam satu baris.

Komentar