RINGKASAN MATERI UJIAN NASIONAL SMA 2020
A. MENENTUKAN IDE POKOK PARAGRAF
Ide pokok atau
gagasan pokok adalah gagasan utama atau gagasan yang paling penting dalam
paragraf. Ide pokok terdapat dalam kalimat utama. Ide pokok dan kalimat utama
berfungsi memberitahu pembaca tentang apa yang diperbincangkan dalam paragraf
itu dan menjadi sandaran bagi kalimat-kalimat lain dalam paragraf itu.
Langkah-langkah menentukan ide
pokok adalah sebagai berikut.
1. Menentukan kalimat utama dalam paragraf
Cara menentukan kalimat utama
dalam paragraf, yaitu dengan membandingkan kalimat-kalimat dalam paragraf.
Ciri kalimat utama dalam paragraf
sebagai berikut.
a. memberitahu pembaca tentang apa yg
diperbincangkan dalam paragraf itu;
b. memberi arah/pengendali terhadap
permasalahan yang akan dibicarakan;
c. sandaran bagi kalimat-kalimat lain dalam
paragraf itu menjadi titik tolak dari kalimat pengembang
Sedangkan kalimat penjelas
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Sering merupakan kalimat yang
tidak dapat berdiri sendiri
2) Arti kalimatnya baru jelas
setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea
3) Pembentukannya sering
memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat transisi
4) Isinya berupa rincian,
keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat topik
2. Menentukan inti kalimat dari
kalimat utama
Untuk menemukan ide pokok
paragraf kita harus memahami inti kalimat utama. Inti kalimat adalah satuan proporsi
singkat yang terbentuk di dalam sebuah kalimat yang kompleks. Umumnya inti
kalimat dibentuk oleh pasangan fungsi gramatik minimal yaitu subjek dan
predikat; atau subjek, predikat, dan objek pada kalimat dengan verba transitif.
Contoh
Kalimat utama: Sikap kritis
masyarakat terhadap layanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga medis masih
sangat diperlukan
Inti kalimat:
a. Sikap kritis terhadap layanan
kesehatan diperlukan. atau
b. Sikap kritis diperlukan
terhadap layanan kesehatan.
3. Mengubah inti kalimat yang
ditemukan menjadi frasa
Contoh
Inti kalimat: sikap kritis diperlukan
terhadap layanan kesehatan
Ide pokok : perlunya sikap kritis
terhadap layanan kesehatan
B.
MAKNA
ISTILAH
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat
mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang
tertentu (https://kbbi.web.id/istilah)
Makna kata atau istilah yang
sering muncul dalam soal UN adalah makna kata leksikal. Makna kata leksikal
merupakan makna yang terdapat pada kata dasarnya tanpa bergabung dengan bentuk
lain. Makna leksikal dapat dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Paragraf disusun menggunakan
kalimat-kalimat yang saling berkaitan. Kalimat dalam setiap paragraf disusun
dari beberapa kata. Setiap kata tersebut memiliki makna atau arti. Oleh karena
itu, dalam membentuk kalimat atau paragraf sebuah kata harus benar-benar
dipilih agar mampu menyampaikan maksud penulis.
Kesalahan penggunaan kata-kata
atai istilah akan menimbulkan penafsiran berbeda. Kata-kata atau istilah yang
digunakan dapat berupa kata baku, kata bersinonim, kata berantonim, kata yang
bermakna konotasi dan denotasi, dan kata yang mengalami perubahan makna.
Istilah berhubungan dengan pengungkapan makna konsep, proses, serta keadaan,
atau sifat di bidang tertentu.
Makna kata atau istilah yang
sering muncul dalam soal UN adalah makna kata leksikal. Makna kata leksikal
merupakan makna yang terdapat pada kata dasarnya tanpa bergabung dengan bentuk
lain. Makna leksikal dapat dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Contoh Soal:
1. Dalam laporan kajian
organisasi hidup, World Resource Institute,
emisi karbon akibat kebakaran hutan dan lahan di Indonesia telah melampaui
rata-rata emisi karbon harian AS selama 26 hari dari 44 hari sejak awal
September 2015. Sementara itu, organisasi Center for International Forestry
Research (CIFOR) berpendapat bahwa kabut asap yang terjadi di Indonesia
merupakan tragedi, bukan bencana alam. Kabut asap bukan bencana alam, melainkan
karena kesalahan manusia dan tidak terjadi secara alamiah. (republika.co.id)
Makna kata tragedi dalam paragraf
tersebut adalah....
A. peristiwa memilukan
B. peristiwa menyedihkan
C. peristiwa mengejutkan
D. keadaan genting
E. perubahan drastis
JAWABAN: B
Menurut KBBI, kata tragedi
memiliki arti sandiwara sedih (pelaku utamanya menderita kesengsaraan lahir dan
batin yg luar biasa atau sampai meninggal); 2 ki peristiwa yg menyedihkan.
Jadi, jawaban yang tepat adalah B.
2. Seiring pertumbuhan jumlah
kendaraan, Indonesia kebanjiran produk onderdil (sparepart) dan oli palsu yang
dilempar ke pasaran dari produsen dalam maupun luar negeri. Peredaran onderdil
dan oli abal-abal tentu mengancam nyawa pengendara maupun penumpang
Makna kata onderdil pada bacaan
di atas adalah....
A. mesin
B. suku cadang
C. perbengkelan
D. perkakas
E. produk
3. Menteri Keuangan RI Bambang
Brodjonegoro yang hadir sebagai narasumber dalam seminar itu mengatakan,
indikator keberhasilan pemerintahan di negara maju adalah realisasi target
pemenuhan lapangan kerja. Menurut Bambang, dengan pemenuhan lapangan kerja maka
secara otomatis tingkat kemiskinan menurun. Hal ini menjadi salah satu
perhatian pemerintah saat ini.
Makna kata indikator pada bacaan
di atas adalah....
A. sesuatu yang dapat menjadi
motivasi
B. sesuatu yang dapat memberi
penjelasan
C. sesuatu yang dapat memberi
petunjuk
D. sesuatu yang dapat menjadi
dukungan
E. sesuatu yang dapat memberi
manfaat
C.
ISI
TEKS
Mengidentifikasi Informasi Tersurat
pada Bacaan
Bacaan atau
paragraf memuat informasi tersurat dan tersirat. Informasi tersurat adalah
informasi yang tertulis secara jelas dalam bacaan. Informasi tersirat adalah
informasi yang tidak tertulis secara jelas/tersembunyi.
Pokok-pokok informasi terangkum
dalam rumus 5W + 1H. Dalam bahasa Indonesia, pokok-pokok informasi itu dapat
pula disingkat dengan ADIKSIMBA (Apa, DI mana, SIapa, Mengapa, BAgaimana) .
a. Apa (what) peristiwanya?
Jawaban sesuatu/perihal peristiwa
dalam bacaan
b. Siapa (who) yang mengalami
peristiwa itu?
Jawaban: Pihak (subjek) yang
diinformasikan
c. Di mana (where) terjadinya
peristiwa itu?
Jawaban: tempat terjadinya
peristiwa
d. Kapan (when) terjadinya
peristiwa itu?
Jawaban: Waktu terjadinya
peristiwa
e. Mengapa (why) peristiwa itu
terjadi?
Jawaban: alasan/penyebab
terjadinya peristiwa
f. Bagaimana (how) proses
peristiwanya?
Jawaban: proses terjadinya
peristiwa
D. MENENTUKAN
MAKSUD KALIMAT ATAU PERNYATAAN
Maksud adalah 1 yang dikehendaki;
tujuan: telah tercapai -- nya; 2 niat; kehendak: kami datang dengan -- baik; 3
arti; makna (dari suatu perbuatan, perkataan, peristiwa, dan sebagainya): --
kalimat itu sudah jelas; (https://kbbi.web.id/maksud)
Tips menentukan maksud suatu
pernyataan
1. Temukan kata-kata kunci dari
suatu pernyataan.
2. Artikan kata-kata kunci dari
suatu pernyataan.
2. Kaitkan konteks pernyataan
dengan kalimat/pernyataan lain dalam suatu teks.
3. Hubungkan makna kata-kata
kunci dengan konteks kalimat untuk menentukan maksud suatu kalimat atau
pernyataan dengan tepat.
MENENTUKAN WATAK TOKOH CERITA
Pengarang dapat menyampaikan watak tokoh melalui cara langsung dan tidak langsung. Penyampaian watak secara langsung (analitik) adalah melalui pengarang itu sendiri. Pengarang akan mendeskripsikan seorang tokoh melalui penjelasan berupa kalimat-kalimat. Cara ini mempermudah pembaca memahami karakter tokoh karena penyampaian watak-wataknya dilakukan secara tersurat.
Penyampaian watak secara tidak langsung adalah melalui percakapan antartokoh, pikiran tokoh, tindakan tokoh, serta pendapat tokoh lain. Dengan cara ini, pembaca mau tidak mau harus berpikir sedikit lebih keras untuk memahami karakter tokoh, karena watak-wataknya disampaikan secara tersirat.
Langkah-langkah menentukan watak tokoh dalam cerita
1. Baca dan pahami isi kalimat yang berkaitan dengan tokoh yang ditentukan.
2. Cermati kalimat yang isinya menggambarkan watak tokoh yang ditentukan.
3. Simpulkan watak tokoh berdasarkan kalimat-kalimat yang menunjukkan watak tokoh.
Contoh
(1) Sebelum subuh mereka telah bangun. Siti Rubiyah ikut bangun pagi dan memasak kopi dan makanan pagi untuk mereka. (2) Buyung merasa berat dalam hatinya berangkat. (3) Dia teringat Siti Rubiyah yang ditinggalkan sendiri dengan Wak Hitam yang masih sakit. (4) Kemarin malam panasnya naik lagi hingga dia mengerang-ngerang sepanjang malam dan sepanjang malam terdengar dia tak tertidur. (Harimau! Harimau! Muchtar Lubis)
Berdasarkan kalimat kedua dan ketiga pada kutipan tersebut watak Buyung adalah seorang yang perhatian dan peduli kepada orang lain.
MENENTUKAN AMANAT CERITA
Amanat adalah sebuah pesan moral dalam sebuah cerita atau karya lainnya yang ingin disampaikan oleh si penulis atau pengarang kepada para pembacanya. Menurut Waluyo (2006:29), jika tema memiliki kaitan dengan arti, maka sebuah amanat itu memiliki kaitannya dengan makna. Kemudian jika tema memiliki sifat yang sangat lugas, khusus dan objektif, maka amanat itu memiliki sifat kias, umum, dan subjektif.
Amanat dapat disampaikan secara langsung (tertulis), tidak langsung (tersirat). Amanat tersurat adalah amanat atau pesan yang secara jelas atau eksplisit dijabarkan melalui kata-kata dalam sebuah tulisan.
Sedangkan amanat tersirat yaitu amanat atau pesan yang dengan sengaja tidak dijabarkan secara tertulis dalam sebuah karya, akan tetapi pesan ini bisa diketahui oleh pembaca dari alur cerita yang ada dalam tulisan tersebut. Jadi, amanat tersirat ini bersifat implisit atau tersembunyi namun tetap bisa diketahui dari jalan ceritanya atau melalui dialog antartokoh cerita.
TIPS MENENTUKAN AMANAT CERITA
Untuk menentukan amanat cerita dapat dilakukan dengan mengetahui ciri-ciri amanat sebagai berikut.
1. Amanat berisi saran, ajakan, atau imbauan.
2. Untuk hal-hal yang baik, pembaca diajak/diimbau untuk melakukan (biasanya ditandai dengan kata kerja berpartikel –lah). Misalnya, pedulilah, bantulah, dsb.
3. Untuk hal-hal negatif, pembaca diimbau untuk tidak melakukan (biasanya ditandai dengan penggunaan kata jangan).
Contoh
1. Amanat tersurat
Kemudian Pak Balam menutup matanya kembali, dan memandang mencari muka Wak Katok, dan ketika pandangan mereka bertaut, Pak Balam berkata kepada Wak Katok, “Akuilah dosa-dosamu, Wak Katok, dan sujudlah ke hadirat Tuhan, mintalah ampun kepada Tuhan Yang Maha Penyayang dan Maha Pengampun, akuilah dosa-dosamu, juga kalian, supaya kalian dapat selamat keluar dari rimba ini, terjauh dari rimba ini, terjauh dari bahaya yang dibawa harimau ... biarlah aku yang jadi korban ...” (Harimau-Harimau, Muchtar Lubis)
Amanat yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah “Bertaubatlah dan minta ampunan atas dosa yang telah diperbuat , pasti Tuhan akan mengampuninya, dan hidupmu akan selamat.”
2. Amanat tersirat
Pak Balam kemudian terdengar berkata dengan suara seperti orang mengigau, ”Awas, harimau itu dikirim oleh Tuhan untuk menghukum kita yang berdosa – awas harimau – dikirim Allah – awas harimau – akuilah dosa-dosa kalian – akuilah dosa-dosa kalian – akuilah dosa-dosa kalian.” (Harimau-Harimau, Muchtar Lubis)
Amanat yang tersirat dalam kutipan tersebut adalah ... Akui dan minta ampunlah atas dosa yang telah diperbuat karena Tuhan pasti akan membalas perbuatan dosa itu.
MENGUBAH TEKS KE BENTUK LAIN (PARAFRASA)
Mengubah teks ke bentuk lain disebut juga mengonversikan teks. Kata mengonversikan memiliki arti mengubah atau menukar. Kata mengonversikan berasal dari kata dasar konversi yang memiliki arti perubahan dari satu bentuk (rupa, dan sebagainya) ke bentuk (rupa, dan sebagainya) yang lain; (https://kbbi.web.id/konversi).
Pengubahan teks ke dalam bentuk lain disebut juga parafrasa. Parafrasa adalah penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata-kata) yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi.
Sebuah teks dapat diubah atau dikonversi menjadi bentuk teks yang lain. Misalnya saja dari sebuah teks eksplanasi dapat teks prosedur. Teks cerita dapat diubah ke dalam teks drama atau sebaliknya. Pengubahan teks ke bentuk teks lain haruslah mempertahankan kesamaan isi meskipun strukturnya berbeda.
Contoh pengubahan teks drama ke bentuk teks cerita/narasi
Teks 1: Drama
Bu Aisah: (sambil menepuk pundak Bintang) ”Bintang! Sedang apa di situ? Mari masuk!”
Bintang: (dengan logat bataknya) ”Aku tak mau belajar!”
Bu Aisah:”Belajar itu untuk kau juga nantinya. Biar kelak kau bisa membaca, menghitung, jadi jika kau kaya nanti tidak ditipu orang.”
Teks 2: bentuk cerita
Teks 2: bentuk cerita
Pahlawan cilik Bu Aisah adalah anak yang luar biasa. Bintang namanya. Berharap ia akan terang seperti bintang, terang dengan cahayanya sendiri, itulah harapan akan namanya. Dan kini ia telah menjadi penerang untuk keluarganya.
”Bintang sedang apa di situ, mari masuk!!!” sambil menepuk pundak anak tersebut. ”aku tak mau belajar.” dengan logat khas bataknya.
”Belajar itu untuk kau juga nantinya.. biar kelak kau bisa membaca, menghitung, jadi jika kau kaya nanti tidak ditipu orang.”
JENIS DAN CONTOH-CONTOH KONJUNGSI
Kata hubung (konjungsi) adalah kata tugas yang menghubungkan dua kata, frase, atau klausa, kalimat, atau paragraf.
Berikut jenis serta contoh-contoh kata hubung.
No
|
Jenis
|
Contoh
|
1
|
Hubungan penambahan/ kelanjutan
|
dan, kemudian, lalu, serta, kemudian, setelah itu, selanjutnya
|
2
|
Hubungan pemilihan
|
atau
|
3
|
Hubungan perlawanan
|
tetapi
|
4
|
Hubungan waktu
|
sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, sambil seraya, selagi, selama, sehingga, sampai
|
5
|
Hubungan syarat
|
jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala
|
6
|
Hubungan pengandaian
|
andaikan, seandainya, andaikan, upamanya, sekiranya
|
7
|
Hubungan tujuan
|
agar, supaya, biar
|
8
|
Hubungan konsesif
|
biarpun, meskipun, sekalipun, walau(pun), sungguhpun, kendati(pun)
|
9
|
Hubungan pemiripan
|
seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana
|
10
|
Hubungan penyebaban
|
sebab, karena, oleh karena
|
11
|
Hubungan pengakibatan
|
se)hingga, sampai(-sampai), maka(-nya)
|
12
|
Hubungan penjelasan
|
(bahwa, yang
|
13
|
Hubungan cara
|
dengan
|
14
|
Hubungan korelatif
|
baik... maupun...., entah... entah..., tidak hanya... tetapi juga..., bukan... melainkan.....
|
Aturan Penggunaan Huruf Kapital
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.Misalnya:
Apa maksudnya?
Dia membaca buku.
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Halim Perdanakusumah
Wage Rudolf Supratman
Jenderal Kancil
Dewa Pedang
Alessandro Volta
André-Marie Ampère
Mujair
Rudolf Diesel
Catatan:
(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
ikan mujair
mesin diesel
5 ampere
10 volt
(2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna ‗anak dari‘, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Siti Fatimah binti Salim
Indani boru Sitanggang
Charles Adriaan van Ophuijsen
Ayam Jantan dari Timur
Mutiara dari Selatan
3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
Orang itu menasihati anaknya, "Berhati-hatilah, Nak!"
"Mereka berhasil meraih medali emas," katanya.
"Besok pagi," kata dia, "mereka akan berangkat."
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Islam Alquran
Kristen Alkitab
Hindu Weda
Allah
Tuhan
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat.
5. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya:
Sultan Hasanuddin
Mahaputra Yamin
Haji Agus Salim
Imam Hambali
Nabi Ibrahim
Raden Ajeng Kartini
Doktor Mohammad Hatta
Agung Permana, Sarjana Hukum
Irwansyah, Magister Humaniora
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Misalnya:
Selamat datang, Yang Mulia.
Semoga berbahagia, Sultan.
Terima kasih, Kiai.
Selamat pagi, Dokter.
Silakan duduk, Prof.
Mohon izin, Jenderal.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gubernur Papua Barat
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Dani
bahasa Bali
Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan
8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
Misalnya:
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid
hari Jumat hari Galungan
hari Lebaran hari Natal
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
Konferensi Asia Afrika
Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Jakarta Asia Tenggara
Pulau Miangas Amerika Serikat
Bukit Barisan Jawa Barat
Dataran Tinggi Dieng Danau Toba
Jalan Sulawesi Gunung Semeru
Ngarai Sianok Jazirah Arab
Selat Lombok Lembah Baliem
Sungai Musi Pegunungan Himalaya
Teluk Benggala Tanjung Harapan
Terusan Suez Kecamatan Cicadas
Gang Kelinci Kelurahan Rawamangun
Catatan:
(1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
menyeberangi selat berenang di danau
(2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
jeruk bali (Citrus maxima)
kacang bogor (Voandzeia subterranea)
nangka belanda (Anona muricata)
petai cina (Leucaena glauca)
Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.
Misalnya:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur.
Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.
Contoh berikut bukan nama jenis.
Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura.
Selain film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan film Jepang.
Murid-murid sekolah dasar itu menampilkan tarian Sumatra Selatan, tarian Kalimantan Timur, dan tarian Sulawesi Selatan.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.Ia menyajikan makalah "Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata".
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
Misalnya:
S.H. sarjana hukum
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
S.S. sarjana sastra
M.A. master of arts
M.Hum. magister humaniora
M.Si. magister sains
K.H. kiai haji
Hj. hajah
Mgr. monseigneur
Pdt. pendeta
Dg. daeng
Dt. datuk
R.A. raden ayu
St. sutan
Tb. tubagus
Dr. doktor
Prof. profesor
Tn. tuan
Ny. nyonya
Sdr. saudara
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
"Kapan Bapak berangkat?" tanya Hasan.
Dendi bertanya, "Itu apa, Bu?"
"Silakan duduk, Dik!" kata orang itu.
Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
“Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?”
“Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.”
Catatan:
(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
(2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?
(Sumber: PUEBI)
Raden Ajeng Kartini
Doktor Mohammad Hatta
Agung Permana, Sarjana Hukum
Irwansyah, Magister Humaniora
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Misalnya:
Selamat datang, Yang Mulia.
Semoga berbahagia, Sultan.
Terima kasih, Kiai.
Selamat pagi, Dokter.
Silakan duduk, Prof.
Mohon izin, Jenderal.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gubernur Papua Barat
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Dani
bahasa Bali
Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan
8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
Misalnya:
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid
hari Jumat hari Galungan
hari Lebaran hari Natal
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
Konferensi Asia Afrika
Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Jakarta Asia Tenggara
Pulau Miangas Amerika Serikat
Bukit Barisan Jawa Barat
Dataran Tinggi Dieng Danau Toba
Jalan Sulawesi Gunung Semeru
Ngarai Sianok Jazirah Arab
Selat Lombok Lembah Baliem
Sungai Musi Pegunungan Himalaya
Teluk Benggala Tanjung Harapan
Terusan Suez Kecamatan Cicadas
Gang Kelinci Kelurahan Rawamangun
Catatan:
(1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
menyeberangi selat berenang di danau
(2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
jeruk bali (Citrus maxima)
kacang bogor (Voandzeia subterranea)
nangka belanda (Anona muricata)
petai cina (Leucaena glauca)
Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.
Misalnya:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur.
Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.
Contoh berikut bukan nama jenis.
Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura.
Selain film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan film Jepang.
Murid-murid sekolah dasar itu menampilkan tarian Sumatra Selatan, tarian Kalimantan Timur, dan tarian Sulawesi Selatan.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.Ia menyajikan makalah "Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata".
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
Misalnya:
S.H. sarjana hukum
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
S.S. sarjana sastra
M.A. master of arts
M.Hum. magister humaniora
M.Si. magister sains
K.H. kiai haji
Hj. hajah
Mgr. monseigneur
Pdt. pendeta
Dg. daeng
Dt. datuk
R.A. raden ayu
St. sutan
Tb. tubagus
Dr. doktor
Prof. profesor
Tn. tuan
Ny. nyonya
Sdr. saudara
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
"Kapan Bapak berangkat?" tanya Hasan.
Dendi bertanya, "Itu apa, Bu?"
"Silakan duduk, Dik!" kata orang itu.
Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
“Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?”
“Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.”
Catatan:
(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
(2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?
(Sumber: PUEBI)
LATIHAN SOAL : bit.ly/BINDOSMANIK2019
Komentar
Posting Komentar