MATERI TAMBAHAN TEKS EKSPOSISI 2
Kemacetan dan Masa Depan Kota
Transportasi
didefinisikan oleh para ahli sebagai kebutuhan turunan dari berbagai kegiatan
ekonomi maupun sosial (lihat misalnya Morlock, 1985). Tipe kegiatan sosial
ekonomi yang berbeda akan memiliki dampak kegiatan transportasi yang berbeda
pula.
Kegiatan transportasi harian relatif menimbulkan
pergerakan yang bersifat berulang, misalnya yang terjadi pada para pekerja dan
mereka yang menempuh pendidikan di sekolah. Di Yogyakarta, kota kita tercinta
ini, kemacetan terjadi setiap hari pada titik-titik yang menjadi jalur
pergerakan para pekerja dan siswa dari tempat tinggal menuju lokasi kerja dan
sekolah.
Kemacetan yang berulang pada jangka lebih panjang
cenderung terjadi pada musim liburan maupun lebaran. Pada tahap kedatangan dan
kepulangan, kemacetan parah akan terjadi pada jalan-jalan arah luar kota (misalnya
Jalan Magelang, Jalan Solo, Jalan Palagan dan Jalan Wates). Pada rentang di
antara masa tersebut, kemacetan dapat dirasakan di pusat kota sebagai lokasi
menginap dan tujuan wisata (seperti Malioboro, Prawirotaman), serta jalan-jalan
menuju objek wisata, seperti Jalan Parangtritis.
Kemacetan
harian yang dominan ditimbulkan oleh aktivitas masyarakat dalam lingkup
internal. Kemacetan yang berulang setiap hari merupakan ekses dari pola tempat
tinggal, bekerja dan bersekolah. Upaya mendekatkan lokasi tempat tinggal dengan
lokasi kegiatan merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan. Bentuknya
dapat berupa pemberian insentif tempat tinggal berupa rumah susun sewa maupun
milik yang cukup nyaman untuk beraktivitas. Selama ini sepertinya belum ada upaya
pengaturan pola berkegiatan yang sistematis.
Kemacetan dan Masa Depan Kota
By: Novi Ermawati
By: Novi Ermawati
Transportasi
didefinisikan oleh para ahli sebagai kebutuhan turunan dari berbagai kegiatan
ekonomi maupun sosial (lihat misalnya Morlock, 1985). Tipe kegiatan sosial
ekonomi yang berbeda akan memiliki dampak kegiatan transportasi yang berbeda
pula.
Kegiatan transportasi harian relatif menimbulkan
pergerakan yang bersifat berulang, misalnya yang terjadi pada para pekerja dan
mereka yang menempuh pendidikan di sekolah. Di Yogyakarta, kota kita tercinta
ini, kemacetan terjadi setiap hari pada titik-titik yang menjadi jalur
pergerakan para pekerja dan siswa dari tempat tinggal menuju lokasi kerja dan
sekolah.
Kemacetan yang berulang pada jangka lebih panjang cenderung
terjadi pada musim liburan maupun lebaran. Pada tahap kedatangan dan
kepulangan, kemacetan parah akan terjadi pada jalan-jalan arah luar kota
(misalnya Jalan Magelang, Jalan Solo, Jalan Palagan dan Jalan Wates). Pada
rentang di antara masa tersebut, kemacetan dapat dirasakan di pusat kota
sebagai lokasi menginap dan tujuan wisata (seperti Malioboro, Prawirotaman),
serta jalan-jalan menuju objek wisata, seperti Jalan Parangtritis.
Kemacetan harian yang dominan
ditimbulkan oleh aktivitas masyarakat dalam lingkup internal. Kemacetan yang
berulang setiap hari merupakan ekses dari pola tempat tinggal, bekerja dan
bersekolah. Upaya mendekatkan lokasi tempat tinggal dengan lokasi kegiatan
merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan. Bentuknya dapat berupa
pemberian insentif tempat tinggal berupa rumah susun sewa maupun milik yang
cukup nyaman untuk beraktivitas. Selama ini sepertinya belum ada upaya
pengaturan pola berkegiatan yang sistematis.
A.
Prosedural
Pengertian
teks eksposisi adalah paragraf ataukarangan yang terkandung sejumlah informasi
dan pengetahuan yang disajikan secara singkat, padat, dan akurat. Paragraf
eksposisi ini bersifat Ilmiah atau dapat dikatakan non fiksi.
Strukturtekseksposisi
Struktur teks eksposisi terdiri atas tiga bagian: (1) tesis, (2) argumentasi, dan (3) penegasan ulang.
1.
Tesis
Tesis adalah bagian yang berisi sudut pandang penulis terhadap permasalahan yang diangkat. Istilah ini mengacu ke suatu bentuk pernyataan atau bisa juga sebuah teori yang nantinya akan diperkuat oleh argumen. Dalam teks eksposisi, bagian ini merupakan bagian penting yang muncul di awal teks walau ada kemungkinan dapat diletakkan kembali pada bagian akhir (penegasan ulang).
Tesis adalah bagian yang berisi sudut pandang penulis terhadap permasalahan yang diangkat. Istilah ini mengacu ke suatu bentuk pernyataan atau bisa juga sebuah teori yang nantinya akan diperkuat oleh argumen. Dalam teks eksposisi, bagian ini merupakan bagian penting yang muncul di awal teks walau ada kemungkinan dapat diletakkan kembali pada bagian akhir (penegasan ulang).
2.
Argumentasi Argumentasi adalah bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk memperkuat pernyataan dalam
tesis walaupun dalam pengertian yang umum, argumentasi juga dapat digunakan untuk menolak suatu pendapat.
Argumentasi dapat berupa pernyataan umum (generalisasi) atau dapat juga berupa data hasil temuan penelitian,
pernyataan para ahli atau fakta-fakta yang didasari atas referensi yang dapat dipercaya.
3.
Penegasan Ulang/Simpulan
Ini adalah bagian terakhir dari struktur teks eksposisi. Bagian ini mengandung pernyataan simpulan yang menegaskan kembali tesis yang telah dikemukakan di awal teks dan dibuktikan atau diperkuat oleh unsur argumen pada poin kedua.
Ini adalah bagian terakhir dari struktur teks eksposisi. Bagian ini mengandung pernyataan simpulan yang menegaskan kembali tesis yang telah dikemukakan di awal teks dan dibuktikan atau diperkuat oleh unsur argumen pada poin kedua.
Cirikebahasaantekseksposisi
1.
Kalimatverba
Kalimat
verbal adalah kalimat yang predikatnya merupakan kata kerja (Verb). Kalimat
Verbal minimal memiliki susunan S P. Namun bisa juga ditambahkan dengan unsur
lain seperti objek (O), pelengkap (Pel) dan juga keterangan (K). Kalimat verbal merupakankalimat yang paling
banyakkitatemuikarenasemuakalimat yang predikatnyamerupakan kata
kerjatermasukdalamkalimatverbal..kalimatverbaterdiridari 2
jenisyaitukalimattransitifdankalimatintrasitif. kalimattransitifyaitukalimat yang memerlukanobjek, sedangkankalimat intransitive
merupakankalimat yang tidakmemerukanobjek.
Contoh
Budimakan
//intransitif
S P
Budi makanpisang //transitif
S P O
Budimakanpisangyangenak
S P
O Pel
Budi
makanpisangyang enakdaripamannya
S P O Pel K
2. Kalimat
nominal
Kalimat
nominal adalahkalimat yang predikatnyabukanmerupakan kata kerjamelainkan kata
benda, kata sifat, kata bilangan, kata gantiatau kata keterangan.
Susunankalimat nominal samadengankalimat verbal. Namun yang
membedakanhanyalahpredikatnyasaja yang bukan kata kerja.
Contoh:
Kalimat nominal berpredikat kata benda.
Ayahnyaseorangpelaut.
Diapahlawansejati.
Kalimat
nominal berpredikat kata sifat.
Diasenangkarena
lulus
Ani sedihayahnyameninggaldunia.
Kalimat
nominal berpredikat kata bilangan
Panjangnyasekitar
50mdarititikawal.
Gajinyahanyasatujuta
rupiahsetiapbulan.
Kalimat
nominal berpredikatketerangan.
Ayah di
kantornyasejakpagitadi.
Ibudi dapur
Contohtekseksposisi
Ekonomi Indonesia
By : Aditama
Tesis :
Ekonomi rakyat adalah “kegiatan ekonomi rakyat banyak” . Jika dikaitkan dengan kegiatan pertanian, maka yang dimaksud dengan kegiatan ekonomi rakyat adalah kegiatan ekonomi petani atau peternak atau nelayan kecil, petani gurem, petani tanpa tanah, nelayan tanpa perahu, dan sejenisnya; dan bukan perkebunan atau peternak besar atau MNC pertanian, dan sejenisnya.
Argumentasi
Perspektif lain dari ekonomi rakyat dapat pula dilihat dengan menggunakan perspektif jargon: “ekonomi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”
“Dari rakyat”, berarti kegiatan ekonomi itu berkaitan
dengan penguasaan rakyat dan aksesibilitas rakyat terhadap sumberdaya ekonomi.
Rakyat menguasai dan memiliki hak atas sumberdaya untuk mendukung kegiatan
produktif dan konsumtifnya.
“Oleh rakyat”, berarti proses produksi dan konsumsi dilakukan dan diputuskan oleh rakyat. Rakyat memiliki hak atas pengelolaan proses produktif dan konsumtif tersebut. Berkaitan dengan sumberdaya (produktif dan konsumtif), rakyat memiliki alternatif untuk memilih dan menentukan sistem pemanfaatan, seperti berapa banyak jumlah yang harus dimanfaatkan, siapa yang memanfaatkan, bagaimana proses pemanfaatannya, bagaimana menjaga kelestarian bagi proses pemanfaatan berikutnya, dan sebagainya.
“Oleh rakyat”, berarti proses produksi dan konsumsi dilakukan dan diputuskan oleh rakyat. Rakyat memiliki hak atas pengelolaan proses produktif dan konsumtif tersebut. Berkaitan dengan sumberdaya (produktif dan konsumtif), rakyat memiliki alternatif untuk memilih dan menentukan sistem pemanfaatan, seperti berapa banyak jumlah yang harus dimanfaatkan, siapa yang memanfaatkan, bagaimana proses pemanfaatannya, bagaimana menjaga kelestarian bagi proses pemanfaatan berikutnya, dan sebagainya.
“Untuk rakyat”, berarti rakyat banyak merupakan
‘beneficiaries utama dari setiap kegiatan produksi dan konsumsi. Rakyat
menerima manfaat, dan indikator kemantaatan paling utama adalah kepentingan
rakyat.
Penegasan Ulang :
Dalam hal ini perlu pula dikemukakan bahwa ekonomi
rakyat dapat berkaitan “dengan siapa saja”, dalam arti kegiatan transaksi dapat
dilakukan juga dengan “non-ekonomi-rakyat”. Juga tidak ada pembatasan mengenai
besaran, jenis produk, sifat usaha, permodalan, dan sebagainya. Ekonomi rakyat
tidak eksklusif tetapi inklusif dan terbuka. Walaupun demikian, sifat
fundamental diatas telah pula menciptakan suatu sistem ekonomi yang terdiri
dari pelaku ekonomi, mekanisme transaksi, norma dan kesepakatan (“rule of the
game”) yang khas, yang umumnya telah memfasilitasi ekonomi rakyat untuk survive
dan berkembang sejalan dengan perkembangan sosial ekonomi masyarakatnya.
Komentar
Posting Komentar